Investasi Infrastruktur RI Terendah di ASEAN

Sumber :

VIVAnews - Rasio Pembangunan Infrastruktur di Indonesia dibandingkan negara-negara berkembang lainnya terbilang rendah. Data ini terlihat dari investasi bidang infrastruktur yang ditulis dalam Roadmap Penanaman Modal 2009.

Dalam buku roadmap yang di terbitkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal, Selasa 27 Januari 2009 disebutkan besarnya rasio belanja infrastruktur terhadap PDB di Indonesia kurang dari empat persen. "Jumlah ini menempatkan posisi Indonesia sebagai negara terendah dalam rasio investasi infrastruktur dibanding negara berkembang lainnya," demikian data itu.

Data-data yang ada menunjukkan bahwa setiap provinsi rata-rata hanya membelanjakan maksimal sekitar 14,7 persen belanja infrastruktur dari total belanja daerah. Untuk kabupaten/kota, masing-masing membelanjakan maksimal 16-20 persen belanja infrastruktur dari total belanja daerah.

"Melihat fakta tersebut maka infrastruktur yang menopang kebutuhan yang ada masih jauh dari memadai," ujar Direktur Eksekutif IDEF, Ahmad Erani Yustika disela peluncuran roadmap tersebut di Kantor BKPM.

Padahal dengan tingginya jumlah penduduk, tingkat kebutuhan infrastruktur tergolong tinggi. Namun demikian penyediaan
infrastruktur ini tetap tidak diikuti oleh kemampuan sumber pendanaan. Dalam periode 2005-2009  kebutuhan pendanaan infrastruktur mencapai US$ 145 miliar. Namun alokasi APBN hanya mampu memenuhi 17 persen.

Data infrastruktur yang ada saat ini, lanjutnya, masih memperlihatkan banyak hal yang harus dibenahi oleh pelaku ekonomi dan pembuat kebijakan. Studi Bank Dunia pada 2004 di negara ASEAN, misalnya, menyebutkan kondisi infrastruktur di Indonesia masih harus ditingkatkan baik segi kualitas maupun kuantitas.

Ini tampak pada rasio kelistrikan penduduk yang hanya 53 persen atau berada di peringkat 11, sambungan telepon rumah hanya 4 persen atau peringkat terakhir (12), akses terhadap sanitasi 55 persen atau peringkat ke tujuh, akses air bersih 78 persen atau peringkat ke tujuh, dan jaringan jalan 1,7 km dari setiap 1.000 penduduk atau menempati peringkat ke delapan.