"Uang Yang Diambil Robert Cukup Besar"

Sumber :

VIVAnews - Tiga bulan sudah PT Bank Century Tbk diambil alih oleh pemerintah lewat Lembaga Penjamin Simpanan. Dalam tempo tersebut, beberapa kemajuan mulai terlihat setelah manajemen bank ini dikomandani oleh Maryono, bankir andal dari PT Bank Mandiri Tbk.

Likuiditas membaik, nasabah mulai percaya dan fasilitas pendanaan dari Bank Indonesia sudah dikembalikan. Bahkan, pada saat perayaan Imlek dua pekan lalu, dalam tempo semalam, gebrakan Maryono di Century sukses meraup Rp 100 miliar dana deposan.

Namun, masalah yang dihadapi Century masih panjang. Bank ini masih menghadapi persoalan terkait penyimpangan oleh mantan pemilik lama, Robert Tantular. Belum lagi soal tuntutan para nasabah korban PT Antaboga Delta Sekuritas yang merasa dirugikan. Nasabah menuntut lantaran produk Antaboga dijual oleh Century.

Untuk mengetahui lebih jauh perkembangan kasus ini, jurnalis VIVANews Heri Susanto, Nur Farida Ahniar dan fotografer Nurcholis Anhari Lubis mewawancarai Maryono, Direktur Utama Bank Century di kantornya di lantai 22 Central Senayan II, Jakarta. Berikut ini petikannya.


Bagaimana perkembangan Bank Century setelah tiga bulan anda pimpin?

Setelah saya datang ke sini sekitar 1 bulan, saya telah menyusun rencana kerja. Fokus busines plan akan melakukan suatu transformasi, yang kami beri tema Metamorfosa. Suatu spirit perubahan dasar, dari kepompong menjadi kupu-kupu. Dalam transformasi ini, kami bagi tiga fase. Fase pertama, bagaimana bisa bertahan. Fase kedua, membangun pondasi. Fase ketiga, ekspansi dan fokus bisnis.

Apa yang sudah anda capai dalam tiga bulan ini?

Fase pertama ini merupakan titik poin bagi kami apakah bisa bertahan. Alhamdulillah dengan langkah-langkah yang kami lakukan, kami bisa melewati fase bertahan. Kami telah memperbaiki organisasi, mengkaji ulang produk, dan konsolidasi pegawai. Pada Februari ini, pertumbuhan Century sudah sangat positif. Pendanaan kami naik dan likuiditas positif. Bahkan, pada 11 Februari lalu, kami sudah melunasi pinjaman ke Bank Indonesia. Dari sisi produk, kami membuat produk deposito Imlek. Produk ini laku dalam semalam, kami memperoleh Rp 100 miliar.
 
Bukankah Rp 100 miliar hanya komitmen?

Faktanya 90 persen dari komitmen itu sudah terealisasi. Sedangkan, yang 10 persen belum karena janji akan menaruh duitnya pada tanggal lain, seperti 20 Februari.

Bunga deposito 13 persen, bukankah di atas bunga penjaminan?

Kami sesuaikan dengan pasar.
 
Nasabah tidak khawatir?

Kenapa harus khawatir. Toh Century dimiliki oleh pemerintah. Yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memang 9,5 persen. Tetapi, bank yang mematok bunga deposito 13 persen kan banyak, bukan hanya Century. Jika bank lain, memasang bunga di atas LPS Rate, yang menjamin kan pemilik bank tersebut. Namun Century yang menjamin kan LPS. Jadi simpanan di bawah atau di atas Rp 2 miliar dijamin oleh LPS.
 
Biasanya bunga tinggi pertanda Century masih kesulitan likuiditas?

Tidak. Bank lain malah memasang bunga di atas 13 persen. Bagaimanapun, meski dimiliki pemerintah, latar belakang Century adalah bank swasta. Biaya dana bank swasta biasanya lebih tinggi dibandingkan bank pemerintah. Nasabah peminjam kami juga berbeda dengan bank-bank besar. Kebanyakan nasabah kami retail dengan suku bunga relatif lebih tinggi dibandingkan korporasi.
 
Darimana sumber pembayaran utang ke BI?

Jangan dilihat uang darimana. Yang jelas, kami memiliki kelebihan likuiditas baik dari masyarakat atau pemegang saham. Itu bisa kami manfaatkan untuk melunasi pinjaman BI, di samping mememenuhi likuiditas sendiri.

Bagaimana perombakan dari sisi organisasi?

Sebagian besar kami lakukan reorganisasi. Itu mencakup lebih dari 50 persen Kepala Divisi. Bahkan, jumlah divisi juga kami kurangi. Jika dulu, ada 21 divisi sekarang dipangkas menjadi 17 divisi. Divisi treasury dan divisi risk management menjadi prioritas. Kedua, memperkuat divisi marketing. 

Perubahan besar yang anda rasakan di Century?

Ada beberapa perubahan besar. Pertama, semangat kerja dari teman-teman karena kami membuat bagaimana semangat kerja lebih hidup dan termotivasi lagi. Kedua, perubahan citra sudah terbentuk, banyak nasabah sudah mulai datang. Kami membentuk call center atau pusat layanan. Baru jalan satu minggu, sudah banyak nasabah bertanya meminta informasi soal Century, informasi produk, dan lainnya. Karena sebelumnya memang tidak ada call center.
 
Bukankah mereka nasabah Century yang menghadapi masalah?

Malah tidak. Kebanyakan malah orang-orang yang bertanya soal produk, terutama kurs. Transaksi valas kami sudah bagus, sekarang transaksi valas meningkat signifikan. Saya lupa angkanya, namun mulai Januari sudah naik tajam. Bahkan, sudah naik 100 persen jika dihitung sejak 21 November, saat Century mulai diambilalih.

Dari hasil uji tuntas Bank Century, bagaimana kondisi yang sudah diketahui?

Kami melakukan uji tuntas keuangan dan hukum. Tapi prosesnya belum selesai, mudah-mudahan satu bulan lagi. Uji tuntas keuangan untuk mengetahui modal yang diperlukan. Sedangkan, legal due diligence untuk mengejar beberapa obligor nakal. Ini akan kami kejar terus.
 
Berapa banyak obligor terkait dengan pemilik lama, Robert Tantular?

Macam-macam tidak bisa dihitung begitu. Memang ada yang terkait, ada juga yang tidak terkait. Semua akan kami selesaikan tanpa pandang bulu, baik terkait atau tidak terkait. Kami akan kejar terus terutama obligor tidak kooperatif. Dalam soal legal due diligence, kami dibantu oleh konsultan hukum Pradjoto.

Berapa banyak obligor terkait pemilik lama?

Kami belum bisa menghitung karena belum final. Bisa saja sekarang disebut 5 obligor, tapi nanti bisa lebih. Kecuali kalau sudah selesai, kami bisa katakan jumlah obligor yang terkait atau tidak terkait. Itu termasuk surat utang di luar negeri, kami akan telusuri terus.

Bagaimana dengan temuan 62 rekening terkait pemilik lama Century?

Ini ada kasus pidana yang sedang disidik Kepolisian. Kepolisian mencurigai ada 62 rekening baik di Bank Century atau tidak. Karena dicurigai, maka rekening ini diblokir oleh Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri bekerja sama dengan Bank Indonesia, serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Itu bukan kewenangan kami. Kami memang berkepentingan, tetapi yang memblokir bukan kami.

Ada usulan 62 rekening itu dikumpulkan di rekening penampung?

Saya malah lebih senang kalau dikumpulkan di Bank Century. Yang jelas, Bareskrim telah memblokir rekening-rekening itu. Teknis penyitaan tergantung kepolisian, apakah mau disatukan itu urusan polisi.

Apakah rekening itu terkait penyelewengan dana nasabah Century?

Itu masih proses, kami belum menentukan. Yang jelas yang dicurigai dalam kasus hukum itu memang berasal dari Bank Century. Dalam penyidikan, polisi memeriksa rekeningnya dia, mungkin di Bank Mandiri, Bank Century atau bank mana, nah rekening itu diblokir. Nanti keputusan kejaksaan atau pengadilan bagaimana. Tahapannya masih panjang, ini penyidikan, penyitaan, persidangan, keputusan pengadilan.
 
Berarti masih lama berharap dana kembali?

Tergantung pihak berwajib. Ada keputusan satu tahun bisa selesai. Kami berharap supaya cepat, karena itu kami membantu kepolisian.

Sudah terdeteksi penyimpangan oleh Robert Tantular di Bank Century?

Yang pasti, Robert Tantular banyak yang melakukan penyimpangan, misalnya dari sisi aset, Century banyak dirugikan. Ini sedang diproses hukum, Saya tidak bisa mengganggu proses hukum, jadi saya pikir biar nanti kepolisian yang menyelesaikan.

Berapa besar uang Century yang diambil Robert?

Ya cukup besar. Tapi, prosesnya kan belum selesai. Kami masih menunggu legal due diligence dan financial due diligence.

Apa harapan Century dari Robert?

Harapannya dia harus bisa mengembalikan dana yang hilang akibat perbuatannya. Seberapapun besarnya, dia harus mengembalikan.

Tidak khawatir aset Robert jadi rebutan antara Century dengan nasabah Antaboga Delta Sekuritas?

Antaboga kan berbeda dengan Bank Century. Meski pemiliknya sama, Antaboga kan perusahaan sendiri. Tapi, itu nanti biar pengadilan yang memutuskan.

BI mengaku bahwa secara institusi, Century pernah menjual produk Antaboga pada 2005?


Masalah Antaboga kami pisahkan dari Century. Jangan dikira kalau kami menjual berarti kami harus bertanggung jawab. Kan bisa dibedakan menjual secara institusi dan menjual secara tidak institusi.
 
Bukankah pada produk investasi yang dijual Century ada logo Antaboga?

Produk Antaboga itu bukan produk bank. Produk Antaboga itu tidak tercatat dalam bank. Masalah Antaboga sedang diproses hukum, kami tidak boleh mendahului proses hukum. Kedua, sekarang barang itu ada di situ, tapi tidak tercatat di situ, itu kan masalah beda.
 
Namun, persoalan ini menjadi ruwet bagi nasabah Antaboga?

Tidak, kan nasabahnya jelas, ada sertifikat dari Antaboga.

Kabarnya Robert memiliki pusat belanja di Bumi Serpong Damai?

Kalau ada informasi soal aset Robert, silahkan serahkan kepada kami, nanti diserahkan ke pihak yang berwajib. Kami juga sedang mencari dokumen yang belum kelihatan di pihak bank. Kami sedang melakukan uji tuntas atas semua aset, baik aset yang bergerak maupun tidak bergerak. Baik aset yang nominal atau tidak nominal.
 
Kalau rekening diblokir, kalau aset tak bergerak apakah sudah disegel?

Kalau itu berkaitan dengan Bank Cantury, kami ikat dulu. Kami sudah ikat dengan jaminannya.

Rencana ke depan yang akan dibangun?

Kami ingin menjadi bank fokus yang berorientasi retail banking. Sebab, pasar  retail masih berpeluang besar, baik dari sisi kredit maupun pendanaan. Selama ini Century mempunyai kekuatan, berupa cabang-cabang di lokasi strategis dengan etnis tertentu. Sumber daya manusia, terutama divisi pemasaran sangat bagus memberi layanan bagi nasabah retail. Dari kekuatan ini tinggal mengembangkan suatu etnis-etnis tertentu, baik dari sisi pendanaan dan pinjamannya agar bisa tumbuh lebih cepat.