Dalam Setahun 13 Warga dan 11 Gajah Tewas
VIVAnews - Petani sayur yang tewas diijak gajah dini hari tadi bukan korban pertama konflik gajah manusia di Riau. Catatan WWF Riau, sejak 2006 hingga kini, terjadi 17 kali konflik Gajah dan manusia di Riau.
Korbannya, di pihak manusia 5 orang tewas, 8 luka luka, belasan rumah penduduk hancur dan ratusan kebun dan tanaman warga porak poranda.
“Jumlah kerugian ini diprediksi akan terus meningkat, seiring semakin habisnya hutan sebagai habitat dan rumah gajah, “ ujar Juru Bicara WWF Riau, Syamsidar, 4 Maret 2009 di Pekanbaru, saat ditemui vivanews.
Sementara Gajah, tercatat 11 ekor mati terbunuh dan teracun pada kurun waktu yang sama. Pola memberikan racun pada tanaman muda, yang menjadi makanan gajah dan menjadi modus umum atas pembunuhan gajah di Riau.
Catatan WWF Riau juga menyebut, 5 kawasan di Riau kerap menjadi sasaran amuk kawanan gajah. Itu masing-masing Kabupaten Bengkalis, Pelalawan, Rokan Hulu, Kampar dan Kabupaten Indragiri Hulu.
“Korban terbanyak, baik pihak gajah maupun manusia berada pada lima kawasan ini. Ini menjadi semacam kantong dan jalur gajah, “ tambah Syamsidar.
WWF Riau juga menyebut, serangan amuk gajah ini, lebih pada yang disebut jalur jelajah gajah. Secara periodek dalam kuran waktu tertentu, kawanan gajah tetap melewati kawasan yang sama.
“Jadi apa saja yang dilaluinya, yang membuat kawanan itu terusik langsung diserang. Termasuk manusia dan rumah rumah penduduk, “ kata Syamsidar. “Tapi yang jelas kerusakan hutan menajdi factor utama menajamnya konflik gajah dan manusia, “.
Degradasi hutan dan peralihan fungsi hutan membuat konflik gajah menajam. Menurut catatan Jaringan Kerja Penyelamatan Hutan Riau (Jikalahari), laju kerusakan hutan Riau dalam 5 tahun terakhir meningkat.
Tercatat dari 8 juta hektar kawasan Riau, saat ini hanya tinggal 1,2 juta hektar hutan. Dari jumlah yangtersisa itu, malah 15 persennya sudah gundur dan menjadi semak belukar.
“Illegal logging dan amburadulnya penataan hutan merupakan factor utama kerusakan hutan Riau," ujar Koordinator Jikalahari Susanto Kurniawan.
Menyangkut konflik gajah ini, sebelumnya Kepala Dinas Kehutanan Riau Zulkifli menyebut, pemerintah telah menetapkan kawasan Hutan Taman Nasional Teso Nilo sebagai kawasan konservasi gajah.
Pemerintah Riau, kata Zulkifli turut mendorong perluasan Taman Nasional Teso Nilo dari 31 ribu hektar sebelumnya, menjadi 100.000 hektar.
“Ini solusi mengatasi konflik dan amuk gajah di Riau. Teso Nilo sudah ditetapkan menjadi kawasan konservasi gajah Riau, “kata ujar Zulkifli. “ Persoalannya, banyaknya jumlah perambah menjadi ancaman serius bagi maksimalnya kawasan konservasi gajah itu, “
Laporan: Jefri Jalinus | Riau