Kadin Desak BI Bentuk Konsorsium Likuiditas

Sumber :

VIVAnews – Kamar Dagang dan Industri Indonesia mendorong Bank Indonesia segera membentuk pooling fund atau konsorsium likuiditas untuk mengatasi kekeringan likuiditas yang melanda industri perbankan. Hal itu berkaca dari langkah bank sentral tersebut melikuidasi Bank IFI pada pekan lalu.

“Kekeringan likuditas telah menelan korban Bank IFI. Kalau likuiditas perbankan tidak dipulihkan, pengusaha khawatir akan ada lagi bank yang bangkrut,” kata Ketua Komite Tetap Sistem Fiskal dan Moneter Kadin Bambang Soesatyo dalam pesan singkatnya kepada VIVAnews, di Jakarta, Minggu 19 April 2009.

Menurut Bambang, penutupan Bank IFI menunjukkan kepada masyarakat bahwa krisis finansial terus mengalami proses pendalaman. Pendalaman krisis tidak hanya menakutkan tapi mulai dirasakan masyarakat pekerja dan kredit bermasalah dari sektor perumahan meningkat, karena gagal bayar dari jutaan pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja.

Memburuknya kinerja sektor riil yang terus memburuk saat ini tercermin dari anjloknya volume ekspor sampai 30 persen. Hal itu menyebabkan kredit bermasalah dari korporasi terus meningkat, akibat penurunan konsumsi masyarakat dalam skala cukup signifikan.

Untuk mencegah pendalaman krisis, otoritas moneter harus memulihkan kekuatan sektor pembiayaan. Sementara otoritas fiskal harus mengefektifkan fungsi anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai motor penggerak ekonomi dengan mengoptimalkan penyerapan anggaran.

Guna mencegah kebangkrutan bank lain, BI juga harus membantu perbankan memulihkan transaksi pinjaman antar bank dan merealisasikan pooling fund sebagai solusi jangka pendek mengatasi kekeringan likuiditas. Selama ini, kekuatan sektor pembiayaan dalam negeri menurun karena perbankan mengalami kekeringan likuiditas yang berakibat pada tingginya suku bunga pinjaman dan deposito.

“Kalau likuiditas perbankan tidak dipulihkan, pengusaha khawatir akan ada lagi bank yang bangkrut,” katanya.

Kadin juga mendesak agar pembentukan pooling fund tersebut juga dibarengi dengan langkah mengandalkan likuditas dari bank besar. Sumber pendanaan untuk lembaga baru tersebut bisa diperoleh dari cadangan dana fasilitas pembiayaan jangka pendek di BI. “Likuidasi Bank IFI bagaimana pun juga telah mencoreng citra sektor keuangan dan pembiayaan kita,” kata dia.