Berita Duka dari Havana

Sumber :

VIVAnews - Pada tanggal 16 Januari 2009, sekira jam 6 pagi telah meninggalkan kita untuk selamanya Bapak Gunardito Kartodimulyo Sudayat. Beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir waktu dibawa dalam perjalanan ke R.S. Carlos J. Finlay, Havana, untuk mendapat pertolongan darurat atas penyakit asma yang dideritanya.

Bapak Gunardito dilahirkan pada 1 Januari 1934 di Kediri, Jawa Timur. Pada tahun 1960 dapat beasiswa sebagai mahasiswa ikatan dinas (Mahid) dari pemerintah RI ke Uni Soviet pada waktu itu.

Tahun 1965 beliau berhasil mendapatkan gelar sarjana ekonomi di kota Kiev, ibu kota Ukraina. Tahun 1972 berhasil meraih gelar Ph.D dalam bidang ilmu sosial di Akademi Ilmu Pengetahuan Masyarakat Moskow.

Pernah bekerja sebagai pegawai negeri selama lebih dari 30 tahun di Institut Penelitian Kerja dan Jaminan Sosial di Havana, Kuba.

Bapak Gunardito adalah salah satu mantan Mahid  yang menjadi korban politik pasca peristiwa 30 September 1965, yang selama 40 tahun dibekukan paspor RI-nya sehingga  tidak bisa kembali ke negerinya sendiri dalam kurun waktu itu.

Baru pada tahun 2007, setelah kunjungan presiden SBY ke Havana, kewarganegaraan RI bapak Gunardito telah berhasil dipulihkan kembali.

Atas kebijaksanaan Bapak Raja Manik, Duta Besar RI di Kuba, Pak Gunardito telah diikutsertakan dalam kegiatan Pemilu untuk anggota DPR, DPD dan DPRD yang akan dilangsungkan tahun 2009 ini.

Sehubungan dengan itu pak Gunardito telah dilantik sebagai anggota dan ketua Panitia Pemilihan Luar Negri (PPLN) yang berkantor di KBRI Havana. Tugasnya bukan saja hanya menangani pemilih WNI yang tinggal di Kuba  tapi juga WNI yang tinggal di Jamaica dan Bahamas.

Bagi kami masyarakat Indonesia di Havana khususnya, telah  mengenal Pak Gun sebagai sesepuh yang kita hormati, suka menolong pada sesamanya dan memiliki jiwa patriotisme yang besar.

Meski sempat tak diakui sebagai warga negara Indonesia selama 40 tahun, kecintaan Pak Gun akan tanah airnya tak pernah luntur. Bahkan disaat terakhir hidupnya, sempat berpesan agar peti matinya ditutup bendera merah putih.

Kami menyampaikan Selamat Jalan pada pak Gunardito, dan kami selalu mengingat kebaikan budi beliau dan kami mendoa semoga  arwah pak Gun diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai mahluk yang telah melaksanakan titah-Nya dengan baik selama hidupnya.

Pada ibu America (istri pak Gun) , Dayani (putri pak Gun) dan segenap keluarga almarhum di Indonesia, kami masyarakat Indonesia di Kuba menyampaikan duka cita yang sedalam dalamnya. Semoga semua keluarga  yang ditinggalkan tetap tabah menghadapi kejadian duka ini.

Sebelum beliau meninggalkan kita, atas permintaan beliau sendiri dan dengan persetujuan keluarganya, jenazah pak Gunardito akan dikremasi di Havana.(Widodo Suwardjo,Havana, 16 Januari 2009)