BEI Temukan Ketidakcocokan Informasi

Sumber :

VIVAnews - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menemukan ketidakcocokan informasi yang disampaikan PT DBS Vickers Securities Indonesia dengan laporan nasabahnya, Dedy Hartawan Jamin. Otoritas bursa meminta DBS Vickers untuk menyerahkan dokumen pendukung mengenai data nasabah dan transaksi.

Direktur Perdagangan Fixed Income dan Derivatif, Keanggotaan, dan Partisipan BEI, Guntur Pasaribu, mengatakan, pada pertemuan tersebut, DBS Vickers mengakui bahwa Dedy adalah nasabah lama. Transaksi yang dilakukan normal termasuk transaksi reguler serta margin. Dedy sudah menjadi nasabah DBS Vickers sejak 2007.

"BEI meminta data pendukung yang akan dicocokkan dengan data nasabah," kata Guntur di gedung bursa efek, Jakarta, Rabu 21 Januari 2009.

Guntur menjelaskan, hasil pertemuan tersebut menunjukkan ketidakcocokan pendapat nasabah dan DBS Vickers. Sayangnya, DBS Vickers tidak membawa dokumen lengkap pada pertemuan tersebut.

Pada pertemuan itu, BEI diwakili tim divisi keanggotaan, karena pertemuan bersifat teknis dan hanya mendengarkan keterangan (hearing). "BEI belum akan mengambil langkah apa-apa," katanya.

Dia mengungkapkan, BEI juga siap menjadi mediator antara nasabah dan manajemen DBS Vickers untuk membahas masalah tersebut. Bursa belum berniat mengaudit DBS Securities, karena pengaduan baru dilakukan seorang nasabah.

BEI mencoba untuk mencari penyelesaian terbaik bagi kedua pihak. "Selama ini, data MKBD (modal kerja bersih disesuaikan) dan penerapan risk operations DBS tidak ada masalah, sehingga kami tidak ingin memperlebar kasus," kata dia.

Sementara itu, ketika dikonfirmasi, Direktur Corporate Finance DBS Vickers Securities Indonesia, Rusmin Kasim, mengatakan, dirinya tidak bisa menjelaskan hasil pertemuan dengan BEI tersebut. "Sebaiknya ditanyakan langsung ke pimpinan saya, Bapak Frans Widjaja," kata dia kepada VIVAnews.

Ketika dihubungi di kantornya, Frans Widjaja belum dapat dikonfirmasi. "Bapak sedang meeting," kata sekretaris Frans Widjaja, Kristi.