Produsen Memori Jerman Nyatakan Bangkrut

Sumber :

Setelah terkena imbas krisis ekonomi, turunnya harga chip memori DRAM, dan ketidakmampuan perusahaan mengamankan keuangan membuat Qimonda AG, produsen chip memori asal Jerman mengumumkan diri bangkrut.

Sebelumnya, 21 Desember lalu perusahaan itu sempat mendapatkan persetujuan untuk menerima dana bantuan dari pemerintah Jerman serta institusi keuangan asal Portugal sebesar 422 juta dolar AS. Namun dana tersebut gagal terealisasi.

“Faktor utama yang menggiring Qimonda menuju kebangkrutan adalah lemahnya ekonomi global dan kondisi pasar DRAM,” kata Nam Hyung Kim, Director and Chief Analyst iSuppli. “Sejak 2007, produsen DRAM telah menghabiskan miliaran dolar untuk meningkatkan kapasitas produksi meskipun permintaan tidak terlalu besar. Akibatnya, pasokan berlebih, harga menurun, dan akhirnya menyulitkan keuangan seluruh produsen,” ucapnya.

Menurut iSuppli, seperti diungkapkan TGDaily dan dikutip VIVAnews, 26 Januari 2009, industri memori akan mengalami penyusutan dalam dua tahun ke depan. Di tahun 2006, pertumbuhan pasar memori mencapai 35,2 persen, tahun berikutnya turun sampai -7,3 persen, lalu -19,8 persen di tahun 2008. Diproyeksikan, tahun 2009 ini penyusutan pasar memori akan mencapai -4,3 persen dan baru akan menjadi positif sekitar 13 persen di tahun 2010 mendatang. Meski begitu, diperkirakan tahun 2010 mendatang penjualan memori hanya mencapai 27,3 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan tahun 2007 yang mencapai 31,4 miliar dolar AS.

Di kuartal ketiga 2008, Qimonda menguasai 9,7 persen penjualan DRAM untuk PC secara global menggunakan brand sendiri. Di pasar chip DRAM untuk grafis, mereka menguasai 26 persen pasar, sedangkan di pasar memori untuk server, mereka memegang antara 15-20 persen. Saat ini, kapasitas produksi Qimonda telah dipangkas sampai hanya 5 persen. Menurut iSuppli, harga DRAM global per-bit anjlok 51% di tahun 2007, dan 53% di tahun 2008. 

Saat itu, produsen memori berlomba-lomba meningkatkan kapasitas produksi untuk menyambut sistem operasi Microsoft Windows Vista yang membutuhkan kapasitas memori lebih besar. Sayangnya, perkiraan meleset karena pengguna kurang meminati sistem operasi tersebut. Faktor lain yang mempersulit Qimonda untuk bersaing dengan kompetitornya adalah proses teknologi manufaktur yang tertinggal.

Qimonda memiliki lebih dari 12 ribu karyawan di seluruh dunia dan merupakan perusahaan yang dilepas Infineon tahun 2006 lalu. Infineon sendiri masih memiliki 77,5 persen saham di Qimonda. Pernyataan bangkrut Qimonda membuat iSuppli harus merevisi pertumbuhan penjualan memori tahun 2009 dari 35% ke 30% untuk tahun 2009 ini. Meskipun bangkrutnya Qimonda dapat mengatasi masalah oversupply DRAM di pasar, tetapi tidak akan terlalu signifikan.