BI: Transaksi Antarbank Merosot Tajam

Sumber :

VIVAnews - Krisis keuangan global dan resesi dunia tidak bisa dihindari dan mempengaruhi kondisi pasar uang rupiah. Dalam beberapa bulan terakhir, timbul keragu-raguan antarpelaku pasar rupiah mengenai kondisi bank lawan transaksi (counterparty), sehingga semakin meningkatkan sekat-sekat di pasar uang atarbank (PUAP).

"Meski likuiditas antarbank memadai, segmentasi tersebut mengakibatkan transaksi antarbank tidak berjalan sebagaimana mestinya," ujar Gubernur Bank Indonesia Boediono, di Jakarta, Selasa 9 Desember 2009.

Selama September-November 2008, rata-rata volume transaksi pasar uang antarbank dalam bentuk rupiah menurun cukup drastis, yaitu Rp 3,9 triliun, dibanding periode Januari - Agustus Rp 6,8 triliun per hari. Nilai ini merosot Rp 2,9 triliun, atau 42 persen.

Hal ini telah mendorong peningkatan suku bunga antarbank, terutama jangka waktu di atas sepekan. Perkembangan terkini, juga menunjukkan perbankan makin selektif dalam mencairkan kredit kepada nasabahnya. 

Pertumbuhan kredit mulai melambat, meski dihitung secara tahunan hingga November masih di atas 30 persen. "Permasalahan di pasar uang perlu terus kami cermati," kata dia.

Penurunan kepercayaan antarbank yang meningkatkan permasalahan segmentasi di pasar uang antarbank, kata Boediono, perlu direspons dengan tepat. "Meski kondisi perbankan kita masih tetap kuat, potensi terjadinya penurunan kepercayaan masyarakat juga tidak bisa dianggap ringan," katanya.

Dalam situasi seperti ini, gangguan yang pada dasarnya relatif kecil pada perbankan bisa berubah menajdi besar. Apabila tidak dikelola dengan baik, kata dia, bisa mengakibatkan gangguan sistemik.