PM China Maafkan Pelempar Sepatu

Sumber :

VIVAnews - Orang bijak pasti memaafkan musuh-musuhnya. Sikap itu ditunjukkan Perdana Menteri China, Wen Jiabao, kepada seorang mahasiswa di Inggris yang pekan lalu berupaya melempari dia dengan sepatu.

Wen tidak mau menjadikan penghinaan itu masalah yang berlarut-larut. Dia bahkan meminta Universitas Cambridge untuk memaafkan mahasiswa pelempar sepatu, yang diketahui bernama Martin Jahnke asal Jerman.

Permintaan itu Wen titipkan kepada Duta Besar China untuk Inggris, Fu Ying. "Saya ingin menyampaikan pesan dari Perdana Menteri Wen: Pendidikan adalah pertolongan yang terbaik bagi seorang mahasiswa muda. Semoga pihak universitas akan memberi kesempatan kepada mahasiswa yang bersangkutan untuk tetap melanjutkan studinya," demikian kata Fu yang dimuat di laman Kementrian Luar Negeri China, Sabtu 7 Februari 2009.

Laman China Daily mengungkapkan bahwa Jahnke merupakan mahasiswa yang belajar ilmu pathology (ilmu penyakit) di Universitas Cambridge. Pria berusia 27 tahun tersebut diusir dari ruang pertemuan setelah berupaya melempar sepatunya ke arah Wen. Saat itu, Wen sedang memberikan kuliah umum mengenai situasi ekonomi global di Universitas Cambdridge, Inggris, 2 Februari 2009. 

Sepatu itu mendarat sekitar satu meter dari podium tempat Wen berdiri dan dia tetap melanjutkkan pidato hingga usai. Sedangkan Jahnke didakwa dengan tuduhan melakukan perbuatan yang mengganggu ketertiban umum.

Dia bahkan terancam hukuman penjara selama enam bulan atau membayar denda 5.000 pound sterling.

Tak hanya itu, Jahnke juga terancam diskors dari universitas tempat dia belajar. Tampaknya bagi Wen dan pemerintah China, hukuman kepada pelempar sepatu sudah lebih dari cukup sehingga sebaiknya dia diampuni.

Lagipula Jahnke sudah menulis permohonan maaf kepada pemerintah China yang disampaikan pimpinan universitas Cambridge. "Seperti pepatah orang Tiongkok, 'Jauh lebih berharga melihat orang muda memperbaiki kesalahannya ketimbang setumpuk emas,'" kata Fu.      

"Diharapkan mahasiswa ini akan menyadari kesalahannya dan berupaya memahami situasi China yang sebenarnya," Fu melanjutkan.