Saham Bukit Asam Layak Beli

Sumber :

VIVAnews - Tim riset PT BNI Securities merekomendasikan beli saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan harga pasar wajar Rp 12.000 dan nilai wajar Rp 18.000 per unit.
 
"Kami optimis terhadap prospek kinerja perseroan pada selama 2009," kata Kepala Riset BNI Securities, Norico Gaman, dalam risetnya tentang Bukit Asam edisi Kamis 12 Februari 2009.

Nilai penjualan Bukit Asam pada 2009 diperkirakan dapat mencapai Rp 6,5 triliun dengan asumsi volume penjualan sebesar 15 juta ton dan harga batu bara rata-rata sebesar US$ 75 per ton. Sementara itu, perkiraan nilai penjualan selama 2008 sebesar Rp 5,2 triliun.

Tahun ini, laba bersih perseroan akan meningkat lebih dari Rp 2 triliun. Proyeksi itu lebih tinggi perkiraan laba bersih 2008 sebesar Rp 1,6 triliun. Valuasi saham Bukit Asam memiliki price to earning ratio (PER) dan price to book value (PBV) 2009 masing-masing sebesar 8,8 kali serta 4,2 kali.

"Harga pasar wajar PTBA Rp 12.000 per saham," ujar Norico. "Sedangkan nilai wajar (intrinsic value) Rp 18.000 per saham dan menjadi target harga kami untuk 12 bulan ke depan."

Menurut dia, Bukit Asam akan meningkatkan kemampuan produksi batu bara sebanyak 50 juta ton per tahun pada 2014. Rencana peningkatan produksi tersebut untuk memenuhi kenaikan permintaan domestik terutama dari pembangkit listrik.

Saat ini kemampuan perseroan untuk memproduksi batu bara sebanyak 10 juta ton per tahun. Untuk merealisasikan peningkatan produksi batu bara, Bukit Asam akan melakukan ekspansi usaha infrastruktur.

Proyek-proyek yang disiapkan di antaranya, pembangunan jalur kereta api bekerja sama dengan PT Kereta Api, Transpacific Railway Infrastructure, dan China Railway Engineering.

Selian itu, perseroan memiliki proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 4x600 megawatt (MW) senilai US$ 2,7 miliar di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.

"Kami menilai ekspansi usaha dalam pengembangan fasilitas infrastruktur
diharapkan akan memperkuat pertumbuhan pendapatan dan laba bersih perseroan dalam jangka panjang," katanya.

Bukit Asam juga berpeluang untuk meningkatkan volume ekspor ketika kemampuan produksi batu bara mencapai 50 juta ton. Saat ini penjualan ekspor mengontribusi sekitar 40 persen terhadap total pendapatan perseroan.