Sentuhan 60 Detik yang Bermakna

Sumber :

VIVAnews - Minimnya waktu komunikasi memang merupakan masalah paling krusial yang terjadi pada pasangan sibuk. Biasanya, ketika sama-sama baru pulang dari kantor pada malam hari dalam keadaan kelelahan, lalu kapan ngobrol-nya?

Dalam suasana hari kasih sayang ini, sebaiknya maksimalkan waktu yang ada. Misalnya, saat bersiap-siap ke kantor, Anda bisa mengajak suami membahas sesuatu, atau yang lebih baik lagi adalah memaksimalkan waktu di akhir pekan, saat aktivitas tak sepadat hari kerja. Cobalah mencuri-curi waktu berdua agar hubungan makin hangat!

- Sentuhan 60 detik
Tidak hanya pengantin baru yang bisa selalu saling menyentuh. Bergandengan tangan, duduk berdekatan, berpelukan, dan memberikan ciuman-ciuman kejutan. Anda dan suami juga bisa, kok. Mulailah bersikap asertif dengan menyentuh pasangan lebih sering. Meski cuma selama 60 detik, sentuhan ini cukup bermakna.

- Ngobrol berdua minimal lima menit setiap hari
Meski hanya pertanyaan sepele atau membicarakan topik sederhana, yang penting Anda berdua merasa nyaman. Sebenarnya, topiknya tidak perlu yang serius, bercanda berdua sudah menjadi suatu obrolan berkualitas.

- Jalan-jalan berdua tiap minggu
Liburkan dari dari anak-anak setidaknya 4-5 jam pada akhir pekan. Titip mereka pada orang tua atau kakak Anda. Kali ini, posisi Anda berdua sebagai pria dan wanita yang sedang menghabiskan waktu bersama bersenang-senang, layaknya sedang pacaran.

- Habiskan waktu seharian sebulan sekali
Tentukan satu hari tiap bulan, saat Anda berdua bisa meluangkan waktu seperti pasangan, sebagai bumbu perkawinan. Misalnya, check in di hotel atau keluar kota selama sehari. 

- Rencanakan liburan romantis enam bulan sekali
Setelah terkurung dalam rutinitas kantor dan rumah, alangkah nikmatnya jika bisa melakukan liburan romantis berdua suami. Tempat tujuannya tak harus di luar kota atau luar negeri. Lokasi di dalam kota pun banyak yang bisa dipilih sebagai tempat untuk ‘mengisi energi’ perkawinan Anda. Ke mana pun tujuannya, sebaiknya jangan mengajak anggota keluarga lain.

- Ikuti seminar tentang perkawinan setahun sekali sekali
Pelajaran yang bisa dipetik dari seminar, bisa jadi acuan Anda dan suami menjalani tantangan pernikahan yang semakin lama semakin berat. Cara lainnya, Anda berdua bisa berkonsultasi kepada psikolog, kendati tidak ada problem dalam hubungan. Biasanya pandangan orang ketiga lebih objektif menilai suatu masalah.