Tahan Aksi Dolar, BI Tambah Amunisi

Sumber :

VIVAnews - Bank Indonesia akan menambah amunisi di pasar untuk menjegal laju dolar AS yang membuat rupiah kian tersungkur. Rupiah hari ini sempat menyentuh posisi Rp 12.015/US$.

Pada data indeks mata uang Bloomberg pukul 16.10 WIB, rupiah anjlok ke level Rp 11.925/US$. Pukul 15.30 WIB, mata uang ini masih bertengger di level Rp 12.015/US$.

Sementara itu pada data kurs tengah mata uang asing Bank Indonesia, rupiah melorot ke level 11.900/US$, melemah dibandingkan sehari sebelumnya di level 11.871/US$. Menghadapi fluktuasi mata uang ini, Bank Indonesia memastikan akan tetap berada di pasar. Namun Gubernur Bank Indonesia Boediono mengingatkan, pelemahan nilai tukar yang terjadi akhir-akhir ini, tidak hanya menimpa rupiah, tapi juga mata uang lainnya.

"Di luar juga seperti itu. Kita akan melihat, menambah amunisi. Seperti apa yang sudah kita sampaikan, pemerintah kan melakukan pinjaman-pinjaman untuk memperkuat anggaran," kata Gubernur Bank Indonesia Boediono di Gedung DPR, Jakarta, Selasa 17 Februari 2009.

Salah satu yang menjadi andalan bank sentral adaah fasilitas swap dari Jepang. Sebab dana ini bersifat siaga sehingga sewaktu-waktu bisa digunakan. Selain meneruskan negosiasi dengan Jepang, pemerintah dan Bank Indonesia juga akan melakukan negosiasi dengan negara-negara ASEAN plus Jepang, Korea dan Cina.

Namun berapa banyak tambahan dana yang bisa diperoleh dari negara-negara tersebut, terutama Jepang, Boediono menolak menyebutkan. "Nanti saja memang ada usulan untuk meningkatkan, tapi setelah ada kesepakatan saja," kata dia.

Di kawasan ASEAN, nyaris seluruh mata uang ambruk. Dolar Singapura jatuh ke 1.5275/US$, won Korea merosot ke 1.455,9/US$, peso Fillipina anjlok ke 47.851/US$, ringgit Malaysia ke level 3.6435/US$, dan baht Thailand ke posisi 35.270/US$.