Uang Rp 100 Triliun Habis untuk Beli Rokok

Sumber :

VIVAnews - Polemik soal rokok masih bergulir. Menurut Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof. Hasbullah Thabrany, rokok tak hanya membahayakan kesehatan, tapi juga membahayakan kantong.

Dalam setahun, tambah dia, masyarakat Indonesia menghabiskan Rp 100 triliun hanya untuk membeli rokok. "Itu cukup untuk memberangkatkan 3,3 juta orang pergi haji," kata dia dalam diskusi bertajuk 'Rokok Berbahaya dan Haram: Bagaimana dengan Petani dan Pekerja dalam Industri Tembakau?' di Hotel Millenium, Kebon Sirih, Jakarta, Selasa 24 Februari 2009.

Jumlah pemborosan itu, kata Hasbullah, tak sebanding dengan jumlah petani tembakau yang hanya sekitar 0,5 sampai 1 juta atau sekitar 1 persen dari jumlah angkatan kerja. Dari studi LP3ES tahun 2008, tambah dia, hasil bersih per hektar bertani tembakau ternyata hanya sekitar Rp 700 ribu. Lebih kecil dari hasil bersih bertanam padi yakni Rp 3,8 juta atau jagung yang bisa mencapai Rp1,8 juta.

Argumentasi, banyak tenaga kerja atau terdapat sekitar Rp 60 triliun pemasukan negara dari cukai rokok, PPN rokok, dan pajak penghasilan terkait industri rokok menurut Thabrany, sama sekali tidak beralasan.

 "Apakah ini tidak cukup kuat untuk meminta penduduk Indonesia berhenti merokok?," cetus Thabrany. Dia berpendapat fatwa haram roko Majelis Ulama Indonesia (MUI), tanggung. Sebab, hanya dikenakan bagi anak-anak, ibu hamil, dan merokok ditempat umum.

Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2004 menegaskan pentingnya rokok diharamkan. Tercatat di  Indonesia pada tahun 2002 lebih dari 750.000 orang meninggal akibat penyakit yang ditimbulkan rokok.

"Ulama harus tegas, bahwa haramnya rokok karena zat yang ada sangat membahayakan manusia. Tidak boleh ada pertimbangan banyaknya orang yang berbisnis di dalam industri rokok," katanya.