Pengusaha AS Pertanyakan Kejelasan UU Tambang

Sumber :

VIVAnews - Beberapa pengusaha asal Amerika Serikat yang bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Den Haag Belanda, Minggu, 8 Februari 2009, mempertanyakan kejelasan UU Pertambangan yang baru.

"Mereka mempertanyakan apakah keputusan teknis (juknis) UU tersebut menggunakan Keputusan Presiden atau Keputusan Menteri," kata Ketua Kadin Indonesia Komite Amerika Serikat (KIKAS) Sofjan Wanandi kepada VIVAnews melalui sambungan telepon di Jakarta, Senin, 9 Februari 2009.

Sofjan mengatakan, belum disahkannya UU tersebut menjadikan pengusaha AS kebingungan dan langsung menanyakan pada Wapres waktu itu. "Wapres berjanji akan segera mensosialisasikan juknis, setelah semua keputusan pelaksanaan selesai," ujarnya.

Pada kesempatan itu perusahaan pengilangan minyak Exxon Mobil, kata Sofjan, menyatakan keinginan untuk bisa menambang lepas pantai (off shore) lebih banyak di Banyu Urip, Cepu. "Mereka mau membangun kilang penampungan minyak di tengah laut," kata Sofjan.

Sehingga, kata dia, Exxon meminta pemerintah Indonesia mempercepat proses perizinan agar bisa meningkatkan produksi menjadi 20-30 ribu barel per hari dari sebelumnya 10 ribu barel per hari.

Wapres, tutur Sofjan, mengatakan pada pengusaha AS untuk tidak menunda rencana investasi di Indonesia. "Wapres bilang, mumpung biaya produksi sedang murah, tenaga ahli, energi, konstruksi juga sedang murah," kata dia.

Misalnya eksplorasi minyak, dia menambahkan, akan mendapat hasilnya 3-4 tahun ke depan setelah krisis lewat. Sehingga, Wapres menyarankan lebih baik investasi sekarang. "Caterpillar, juga akan tetap menjalankan rencana investasinya di Indonesia," ujar Sofjan.

Sementara itu, kata Sofjan, pengusaha AS menilai hubungan Amerika Serikat dan Indonesia paska Obama terpilih akan lebih baik lagi. "Bahkan, mereka meminta Presidennya untuk berkunjung ke Indonesia agar ke depan hubungan kedua negara bisa lebih menjanjikan untuk investasi," ujarnya.

Mereka, kata Sofjan, juga sepakat untuk tidak mengurangi investasi, bahkan akan menambah investasi di Indonesia.

"Untuk perusahaan-perusahaan besar seperti Exxon akan tetap jalankan investasi tahun ini, tapi perusahaan yang terkena dampak krisis mungkin akan menunda hingga tahun depan," tutur Sofjan.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh 30 perusahaan AS, antara lain Chevron, ExxonMobil, Conoco, Abbott, Caterpilar, beberapa perusahaan farmasi dan pembiayaan.

Selain Sofjan, beberapa pejabat seperti Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) M Luthfi dan Sekretaris Wakil Presiden Tursandi Alwi juga ikut mendampingi Wapres dalam kunjungannya.