Sub Kontraktor PTBA Beri Proyek Hexindo

Sumber :

VIVAnews - PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) dikabarkan mendapatkan kontrak pembelian alat berat dari perusahaan tambang dalam negeri setelah memperoleh pesanan pembelian (purchase order) dari PT Kaltim Prima Coal (KPC) senilai US$ 130 juta atau setara Rp 1,43 triliun (kurs Rp 11.000/US$).

Sumber VIVAnews mengatakan, perseroan tengah memfinalisasi kontrak alat berat tersebut yang nilainya mencapai ratusan miliar rupiah. "Kabarnya, perusahaan itu adalah sub kontraktor dari PTBA (PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk)," ujarnya di Jakarta, akhir pekan lalu.

Sekretaris Perusahaan Hexindo Adiperkasa Hery Akhyar ketika dimintai konfirmasi mengakui, adanya perusahaan tambang domestik yang ingin memesan alat-alat berat perseroan. Namun, kata dia, prospeknya belum final sampai penandatangan kontrak.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat selesai. Sebab, nilainya seperempat dari kontak KPC," kata dia kepada VIVAnews di Jakarta, akhir pekan lalu.

Per 31 Januari 2009, Hitachi Construction Machinery memiliki saham berkode HEXA sebesar 48 persen dan Itochu Corporation 22 persen. Sedangkan sisanya dimiliki publik.

Pada perdagangan Jumat, 13 Februari, HEXA ditutup menguat Rp 50 (6,66 persen) di level Rp 800. Broker PT Lautandhana Securindo dengan kode YJ tercatat sebagai salah satu broker yang paling banyak mengoleksi saham Hexindo.

Menurut Kepala Riset PT Paramitra Alfa Sekuritas Pardomuan Sihombing, pembelian alat-alat berat perseroan oleh pihak asing maupun lokal bisa meningkatkan kinerja emiten berkode HEXA tersebut. Sebab, bakal ada dana segar yang masuk ke kocek perseroan. "Kalau itu terjadi, akhirnya akan memengaruhi harga sahamnya," tuturnya.

Ukie Jaya Mahendra, pengamat pasar modal juga berpendapat adanya proyek dari perusahaan tambang tersebut bisa meningkatkan penjualan HEXA yang berakibat naiknya laba bersih perseroan. “Apalagi, kalau nilai kontraknya mencapai Rp 200 miliar, berpotensial meningkatkan laba bersih 10 persen,” ujarnya.

Dia merekomendasikan, strong buy HEXA karena harga sahamnya bakal melonjak ke level Rp 1.500-an untuk jangka menengah. Sebab, perusahaan juga bagus dengan ekpansi bisnis yang luar biasa.

Sementara itu, perseroan memprediksikan pendapatan sepanjang 2008 (belum audit) mencapai Rp 2,7 triliun atau tumbuh 68,75 persen dibanding 2007 sebesar Rp 1,6 triliun.

Sedangkan laba bersih akan tumbuh sekitar 349 persen menjadi Rp 220 miliar dari sebelumnya Rp 49 miliar.