Pengusaha Tekstil Usulkan Skema Beli Mesin

Sumber :

VIVAnews - Pengusaha tekstil dan produk tekstil nasional mengusulkan skema pembiayaan pembelian mesin Jepang. 

"Ini gagasan yang akan kami kemukakan dalam seminar," kata Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia Benny Soetrisno di sela Seminar Situasi Terkini Pasar Tekstil dan Garmen Jepang di kantor Departemen Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin 23 Februari 2009. "Bagaimana melakukan upaya penjajakan skema pembiayaan terbaik untuk industri tekstil nasional agar bisa membeli mesin-mesin Jepang."

Benny menilai kerja sama kedua negara itu masih mungkin dilakukan. "Prinsipnya, kerjasama menguntungkan kedua negara," kata Benny. Bagi Jepang, kata dia, akan meningkatkan kembali ekspor produk mesin tekstil. Dan bagi Indonesia, kerja sama tersebut akan membantu mempercepat proses restrukturisasi mesin tekstil.

Bentuk kerja samanya, dia menambahkan, masih belum ditentukan. "Minimal dalam bentuk intermediasi antarpemerintah," kata Benny. Sebab, selama ini transfer mesin dari Jepang ke Indonesia selalu terhambat masalah intermediasi.

Benny mengatakan, program restrukturisasi mesin tekstil hanya sebatas stimulus. "Pada akhirnya skema pembiayaan yang diberikan lembaga pembiayaan yang menentukan daya beli dan kemampuan industri untuk melakukan restrukturisasi," ujarnya.

Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen Perindustrian Anshari Bukhari di kesempatan yang sama mengakui bahwa terjadi penurunan ekspor mesin tekstil dari Jepang ke Indonesia. "Karena secara keseluruhan investasi baru di seluruh dunia mengalami tren penurunan," kata Anshari.

Namun, Anshari mengatakan gagasan dari API masih sangat mungkin didorong. "Dalam seminar akan dicari bentuk skema yang paling pas," katanya.

Data Departemen Perindustrian 2008 menunjukkan, pemerintah telah mengalokasikan lebih dari Rp 300 miliar untuk program restrukturisasi mesin tekstil. "Realisasi mencapai 70 persen," kata Anshari.

Sedangkan pada 2009, pemerintah hanya mengalokasikan Rp 200 miliar untuk restrukturisasi mesin tekstil. "Pemerintah juga memperlebar cakupan restrukturisasi ke industri gula dan alas kaki," kata Anshari.

Namun, Anshari mengakui investasi baru di sektor permesinan tetap akan jalan. Benny menambahkan investasi mesin Jepang akan bertambah, jika kerja sama antara kedua negara terus ditingkatkan.

"Seperti yang kita ketahui, teknologi mesin Jepang sudah maju, meskipun Jepang saat ini juga kesulitan perekonomian, tapi kami tetap optimis bisa mengambil alih pangsa pasar China di Jepang," kata Benny.