Pukulan Pembuka untuk Abdul Azis

Sumber :

VIVAnews -- Upaya membelah Sumatera Utara menjadi tiga provinsi lagi kini telah menelan korban. Ketua DPRD Sumatera Utara, Abdul Azis Angkat, Selasa 3 Januari 2009, meregang nyawa dalam aksi massa pendukung berdirinya salah satu provinisi di kantor DPRD Sumatera Utara. Dia kemudian meninggal di Rumah Sakit Gleaneagles Internasional, Medan.

Salah satu propinsi yang diperjuangkan itu adalah Provinsi Sumatera Tenggara. Provinsi ini berisi lima daerah yaitu Kabupaten Mandailing Natal, Kota Padang Sidimpuan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Padang Lawas, dan Kabupaten Padang Lawas Utara. Mereka disokong aparat pemerintah kabupaten dan kelembagaan DPRD masing-masing.

Kemudian, bakal Provinsi Pantai Barat yang antara lain digagas oleh Kabupaten Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, dan Kabupaten Nias serta bakal Provinsi Sumatera Tenggara yang digagas lima kabupaten.Satu lagi adalah bakal Provinsi Tapanuli. Semua berkas bakal provinsi ini masih digodok di tingkat provinsi.

Agaknya para pendukung masing-masing daerah yang ingin jadi provinsi itu kurang bersabar. Mereka berupaya menekan lewat beragam aksi unjuk rasa. Silih berganti mereka datang ke Medan, dan beraksi di gedung DPRD Sumatera Utara.

Aksi mereka makin meningkat dalam Fabruari ini. Misalnya, pada Senin 2 Februari 2009,  ratusan pendukung pembentukan Provinsi Sumatera Tenggara  datang berunjuk rasa. Mereka menuntut Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin segera merekomendasikannya.

Pengunjuk rasa ini mengatasnamakan Forum Komunikasi Masyarakat Pendukung Pemekaran Provinsi Sumatera Tenggara. Selesai di halaman gedung DPRD, massa beraksi ke kantor Gubernur Sumatera Utara. Unjuk rasa ini berakhir tanpa kekerasan, kendati mereka tak memperoleh jawaban yang memuaskan dari DPRD dan Gubernur.

Berselang sehari, pada Selasa 3 Februari 2009. Ribuan massa pendukung Propinsi Tapanulis sudah memenuhi kantor DPRD Sumut. Mereka sudah menyesaki gedung itu sejak pukul 10.33 WIB.

Kali ini mereka tak hanya meneriakkan aspirasi, tetapi sampai merangsek merusak pintu masuk gedung dewan. Bahkan mereka memaksa masuk ke ruang rapat paripurna.

Ketika itu, Ketua DPR Abdul Azis, sedang memimpin rapat paripurna dengan agenda pembahasan Ranperda Pengelolaan Keuangan Daerah. Para pengunjuk rasa ada juga  merangsek ke dalam ruang Fraksi Golkar sambil mengusung keranda.

Karena reli unjuk rasa ini sudah berlangsung lama, kantor DPRD itu dijaga ratusan polisi. Mereka sempat mengamankan  Abdul Aziz. Massa kemudian mendatangi ruangan Ketua DPRD. Azis sudah menunggu. Mereka berdialog. Massa menuntut dewan menyetujui pembentukan provinsi Tapanuli. Azis mengatakan harus lewat paripurna.

Massa makin bringas. Mulai ada yang merusak beberapa ruang fraksi, di antaranya Partai Golkar, PDI perjuangan, dan Bintang Reformasi. Mereka mendesak Azis menggelar rapat besok, 4 Januari 2009. Azis bilang tak bisa serta merta menggelar rapat paripurna.

Tiba-tiba sebuah tinju melayang ke wajah Azis. Kondisi tak terkendali lagi. Sekretaris DPD Partai Golkar ini menerima hujan pukulan. Aksi ini diperkirakan berlangsung 10 menit. Azis terkapar.

Sejumlah polisi datang dan membopong Azis ke dalam truk pengendali massa milik kepolisian. Dia dibawa ke rumah sakit Gleneagles, Medan. Sekitar pukul 13.00 WIB, Azis tewas. 

Kepala Kepolisian Kota Besar Medan Komisaris Besar Aton Suhartono meminta Ketua Komisi Pemerkaran Tapuli Candra Panggabean bertanggungjawab.

Massa membubarkan diri. Hasilnya? Provinsi Tapanula belum pasti lahir, tetapi riwayat Abdul Azis telah berakhir.