Bride Wars: Antara Gengsi dan Persahabatan

Sumber :

VIVAnews - Liv (Kate Hudson) dan Emma (Anne Hathaway). Sahabat karib yang punya mimpi sama sejak masih kanak-kanak. Tak ada hal lain yang mereka inginkan selain pernikahan indah dan sempurna di The Plaza, New York.

6 Juni di The Plaza, 26 tahun kemudian. Persahabatan Liv dan Emma berubah menjadi persaingan sengit. Dua perempuan dewasa, memperebutkan tempat bergengsi di jantung Manhattan tersebut. Layaknya mereka berebut boneka belasan tahun lalu.

Orang lain mungkin menilai konflik antara keduanya perkara sepele. Namun bagi Liv dan Emma lain cerita. Tak satupun mau mengalah.

Emma yang guru SMP punya alasan, "Bukan seorang guru yang menabung satu dekade untuk menikah di The Plaza, yang harus mengalah." Liv si pengacara sukses juga punya alasan. Impiannya selama lebih dari dua dekade tak bisa dipatahkan begitu saja.

Gaun pengantin keluaran rumah mode Vera Wang sudah dipesan. The Plaza, 6 Juni adalah harga mati bagi kedua calon mempelai. Sahabat tinggal sahabat. Pertarungan dimulai.

Liv digambarkan sebagai perempuan petarung yang ambisius. Sementara Emma kerap mengalah untuk Liv. Tak selamanya Ia rela menjadi bayang-bayang perempuan pirang itu. Emma sadar pernikahannya terancam. Demi The Plaza, Emma melancarkan perlawanan.

Masing-masing kubu menyusun strategi perang. Cokelat dijadikan Emma senjata. Ia membidik kelemahan Liv akan kudapan legit itu. Kiriman cokelat datang bertubi-tubi. Emma berharap gaun pengantin Liv sesak di hari H, dan pernikahannya batal. Liv tak kalah sigap. Emma disabotase di sebuah salon.

Aksi balas-membalas terus mereka lakukan sampai hari pernikahan tiba. Siapa juaranya? Tidak hanya malaikat. Anda juga berhak tahu.

Sutradara Gary Winick menampilkan konyolnya dua calon pengantin itu dalam 'Bride Wars'. Sementara Kate mempersembahkan debutnya di kursi produser. Putri aktris gaek Goldie Hawn ini menjanjikan sentuhan liar berbumbu kocak di akhir cerita.