Pinjaman Jepang untuk Jaga Rupiah

Sumber :

VIVAnews - Gubernur Bank Indonesia Boediono mengungkapkan fasilitas Bilateral Swap Arrangement (BSA) bersifat non komersial dengan bunga di bawah pasar yaitu LIBOR plus 1,5 persen. BSA dengan Jepang sebesar US$ 12 miliar itu dapat dipakai sewaktu-waktu untuk memperkuat cadangan devisa yang saat ini di level US$ 50,89 miliar.

"Seusai persetujuan BSA menjadi US$ 12 miliar, akan ada penandatanganan dengan Bank of Japan nanti," kata Boediono di Jakarta Senin 23 Februari 2009.

Menurut Boediono, BSA hanya akan ditarik ketika sewaktu-waktu diperlukan, sehingga baru masuk ke cadangan devisa ketika Bank Indonesia memutuskan menarik dana tersebut. Sementara untuk obligasi berdenominasi Yen akan langsung masuk ke cadangan devisa ketika pemerintah memutuskan menjual Samurai Bond. "Begitu suasana di pasar merasa kita perlu, kita akan tarik BSA, ini untuk memberikan suasana di pasar yang tenang," katanya.

Ketika ditanya apakah dengan adanya BSA, maka likuditas akan semakin baik, Boediono mengatakan BI  ingin menjaga rupiah tetap pada tingkat yang realistis, bukan harus terlalu kuat tetapi realistis dan tidak terlalu volatile.

Menurutnya BI saat ini tengah menjajaki kemungkinan fasilitas yang sama dengan pihak lain, namun Boediono tidak mau menyebutkan negara mana saja. "Sedang dalam tahap negosiasi, saya tak etis kalau menyebutkan," katanya.