Bangladesh Akan Adili Seribu Tentara

Sumber :

VIVAnews - Pemerintah Bangladesh akan membentuk pengadilan khusus untuk mengadili 1.000 tentara penjaga perbatasan yang terlibat dalam pemberontakan di Dhaka. Setidaknya 77 orang tewas dalam kejadian ini, sebagian besar perwira tentara. Sebanyak 71 orang lain belum ditemukan.

"Keputusan ini diambil dalam pertemuan kabinet yang digelar Sabtu malam. Kami juga menelusuri dugaan tentara pemberontak mendapat bantuan pihak lain," kata juru bicara partai Liga Awami, Syed Ashraful Islam di Dhaka, Minggu 1 Maret 2009.

Keputusan ini dikeluarkan beberapa jam setelah juru bicara angkatan darat Brigadir Jenderal Mahmud Hossain menyatakan para prajurit menuntut pengadilan dan hukuman bagi para pelaku pemberontak. "Mereka menuntut keadilan atas kematian rekan-rekannya," ujar Hossain.

Krisis yang terjadi pekan lalu ini juga membangkitkan pertanyaan mengenai stabilitas pemerintahan perdana menteri Sheikh Hasina yang baru memimpin selama dua bulan. namun kepala staf angkatan darat Banglades Jenderal Moeen U. Ahmed telah menyatakan dukungan bagi pemerintahan Hasina.

Sementara itu, ratusan tentara perbatasan telah mulai kembali ke markas mereka di Dhaka. Sebelumnya Menteri Dalam Negeri Bangladesh memberikan ultimatum mereka untuk kembali ke pos masing-masing, melaporkan diri ke kantor polisi atau menghadapi hukuman disipliner.

Para penjaga perbatasan itu berbaris untuk diperiksa identitasnya dan dimintai keterangan di depan markas. Beberapa menyatakan mereka tidak bertugas saat pemberontakan yang berakhir Kamis (26/2) terjadi. Beberapa lainnya mengatakan mereka pergi saat kekerasan mulai terjadi.

"Mengapa saya harus takut kembali bekerja? Saya tidak terlibat dalam kejadian itu, saya sedang mengunjungi keluarga saya," kata seorang petugas yang menolak memberitahu namanya.

Pemberontakan ini dipicu oleh ketidakpuasan tentara di Pasukan Senapan Bangladesh (BDR) atas gaji dan pengembangan karir. Mereka juga menuduh para perwira korupsi. Mereka mengakhiri pemberontakan selama dua hari dengan menyerahkan senjata dan membebaskan semua sandera.

Pernyataan berakhirnya pemberontakan keluar setelah tank-tank mengepung barak yang mereka kuasai di Dhaka, dan Perdana Menteri Sheikh Hasina mengancam akan bertindak keras kecuali mereka menyerah. (AP)