Penjualan Pick Up dan Truk Turun 35,8 Persen

Sumber :

VIVAnews - Krisis keuangan global yang menyebabkan permintaan ekspor komoditi dalam negeri, seperti karet, kakao, atau minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) jatuh mengakibatkan penjualan kendaraan tipe pick up dan truk menurun.

"Tipe kendaraan ini mengalami dampak terbesar krisis global," kata Direktur Otomotif dan Transportasi Asia Pasifik Frost & Sullivan Vivek Vaidya dalam Indonesian Automotive Outlook 2009 di Jakarta, Selasa, 20 Januari 2009.

Frost & Sullivan memperkirakan penurunan penjualan akan sebesar 35,8 persen. "Penjualan 2009 untuk tipe ini akan mencapai 103.850 unit, sedangkan tahun sebelumnya sebanyak 161.747 unit," ujar Vivek.

Beberapa perusahaan komoditi, kata Vivek, telah menunda pembelian kendaraan. Akibat, kecenderungan perusahaan mempertahankan dan merawat kendaraan yang sudah dimiliki atau bahkan menjualnya. "Hal itu untuk meminimalkan kerugian seiring penurunan ekspor," tuturnya.

Penjualan kendaraan tipe ini, menurut dia, mengalami puncak pada saat kuartal pertama 2008, akibat kelanjutan keberhasilan ekspor komoditas di luar Jawa, terutama Sulawesi dan Kalimantan.

"Pada saat itu pertumbuhan yang pesat ditandai dengan kerjasama Foton China dengan Indomobil dalam penjualan light truck model," kata Vivek.

Bahkan, ujar Vivek, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Mei 2008 atau kuartal kedua tidak mempengaruhi penjualan otomotif di kuartal ketiga 2008.

"Namun, penjualan di kuartal keempat menurun karena pengaruh krisis keuangan global, kenaikan suku bunga, kenaikan pajak kendaraan bermotor (PKB), dan bea balik nama (BBN)," kata Vivek.