AS Kini Dilanda "Tsunami PHK"

Sumber :

VIVAnews - Di awal tahun ini, para pekerja di Amerika Serikat (AS) sudah deg-degan. Pasalnya, mereka bisa menjadi korban berikut pemutusan hubungan kerja (PHK) dari kantor atau pabrik setelah mendengar banyak rekan maupun saudara mereka sudah "dirumahkan."

Sejak lebih dari satu tahun terakhir, banyak perusahaan dan bank di AS menjadi korban gelombang ""tsunami keuangan" sehingga melemahkan pondasi ekonomi AS. Tsunami keuangan itu akhirnya menghasilkan bencana lain, tsunami PHK

Banyak perusahaan kini terpaksa melakukan PHK massal agar usaha mereka tetap berjalan (walaupun terseok-seok) atau bisa keluar dari jerat utang.

Tak heran bila Senin lalu, 26 Januari 2009, sejumlah perusahaan seolah-olah berlomba-lomba mengumumkan PHK massal atas puluhan ribu pekerja. Selain itu, perusahaan juga memutuskan pengurangan gaji bagi karyawan yang masih dipertahankan.

PHK massal terkini diumumkan oleh dua perusahaan farmasi terbesar di AS, Pfizer Inc. dan Wyeth. Setelah membeli saham Wyeth sebesar US$68 miliar, Pfizer mengumumkan bahwa masing-masing akan mengurangi 8.000 pekerja.

Selain itu peritel bahan-bahan bangunan terbesar di AS, Home Depot, juga merumahkan 7.000 pekerja. Begitu pula perusahaan otomotif General Motors Corp., yang lagi-lagi melakukan PHK massal, kali ini 2.000 pekerja di pabrik Michigan dan Ohio karena tingkat penjualan anjlok.

Caterpillar Inc., perusahaan produsen alat-alat pertambangan dan konstruksi, Senin lalu juga kembali mengumumkan PHK atas 5.000 karyawan. Padahal, baru pekan lalu publik AS terkejut dengan pengumuman PHK dari Microsoft atas 5.000 pekerja selama 18 bulan ke depan. Intel juga akan mengurangi 6.000 pekerja dan UAL Corp., mem-PHK 1.000 pekerja setelah mengurangi 1.500 karyawan akhir tahun lalu.    

Survei dari National Association for Business Economics (NABE) bahkan menilai inilah kondisi ekonomi terburuk yang dialami AS sejak mereka membuat laporan pertama pada 1982.

Sebanyak 39 persen responden dari survei yang dilakukan NABE yakin bahwa PHK massal tetap akan berlangsung di AS selama enam bulan ke depan. Persentase itu naik 7 persen dari survei Oktober 2008.  

Resesi di AS, yang dimulai pada Desember 2007, diperkirakan terus berlangsung tahun ini dan merenggut lahan penghidupan banyak pekerja. Tahun lalu saja, di AS terdapat 2,6 juta orang kehilangan pekerjaan - jumlah terbesar sejak 1945.

Tingkat pengangguran pun akhirnya naik jadi 7,2 persen - terbesar dalam 16 tahun terakhir - dan akan terus naik. "PHK massal meningkat dalam triwulan terakhir dan prospek lapangan kerja untuk enam bulan ke depan tampaknya melemah," kata Sara Johnson, pengamat dari NABE. (AP)