Probiotik Bantu Saluran Cerna Bayi Caesar

Sumber :

VIVAnews - Bayi yang lahir secara caesar, mengalami penundaan proses kolonisasi saluran cerna sehingga mempengaruhi daya tahan tubuh bayi. Akibatnya, resiko alergi dan penyakit infeksi hingga usia lima tahun.
 
Berdasarkan penelitian Gronlund, pada bayi yang lahir caesar, pembentukan bifidobacteria, jenis bakteri yang menguntungkan tertunda dan membutuhkan waktu enam bulan untuk menyamai bayi yang lahir secara normal.
 
Menurut Prof Bengt Bjorksten dari Karolinska Intitutet Swedia, kondisi awal kelahiran bayi, cara kelahiran, serta penggunaan antibiotik berdampak sangat besar terhadap pola mikroflora pada saluran cerna.

"Mikroflora saluran cerna penting untuk merangsang sistem daya tahan tubuh dalam kondisi normal," katanya pada Lunch Symposia bertema Possible Natural Protectionfor Babies Born Through C-Section yang diselenggarakan Nestle Nutrition Institute di Hotel Gran Melia Jakarta, Minggu, 15 Februari 2009.
 
Melalui penelitiannya pada 2001, Bjorksten menemukan bayi penderita alergi terbukti memiliki Bifidobacteria pada feses (tinja) mereka yang masih terlihat hingga bayi berusia lima tahun.

Penelitian yang sama selama 10 tahun membuktikan adanya perbedaan yang sangat tinggi pada komposisi mikrobiota bayi sehat dan alergi dengan prevalensi alergi rendah dan tinggi.

Bjorksten mengatakan, sejumlah penelitian klinis memperlihatkan penggunaan beberapa jenis probiotik memberikan efek sedang mengatasi eksim pada bayi.

"Penggunaan probiotik untuk mengetahui potensi pencegahan alergi dan mikroflora saluran cerna pada bayi," ujarnya sambil mengakui Air Susu Ibu (ASI) mengandung probiotik yang penting pada awal kelahiran.

Bjorksten menuturkan, bayi lahir normal yang diberi ASI akan semakin sehat karena bakteri probiotik mendominasi 99 mikrobiota saluran cerna.

Melihat pentingnya probiotik, dia menambahkan, bakteri probiotik sudah diberikan untuk bayi dan balita. "Faktor keamanan harus diperhatikan. Preparat probiotik yang sudah teruji ekstensif yang boleh diberikan," tuturnya.
 
Penelitian mengenai probiotik sebagian besar berfokus pada pencegahan diare dan alergi. Penelitian Saavendra pada 1994 melaporkan jumlah diare menurun pada anak yang diberikan probiotik dibandingkan yang tidak diberikan.
 
Manfaat probiotik untuk alergi, menurut Bjorksten membantu mengurangi resiko munculnya alergi pada bayi. "Alergi sifatnya kompleks dan multifaktor. Ada efek perlindungan signifikan dari probiotik mencegah timbulnya atopik dermatitis," ujarnya.

Bjorksten menyimpulkan, pemberian probiotik bermanfaat meningkatkan jumlah bifidobakteria pada saluran cerna serta mengurangi resiko dan alergi. Pemberian probitik aman dan bermanfaat untuk anak dengan gangguan mikroflora saluran cerna termasuk anak yang lahir secara caesar.