Thailand Bantah Lakukan Kekerasan

Sumber :

VIVAnews - Pemerintah Thailand membantah adanya kekerasan dalam memperlakukan pengungsi etnis Rohingya dari Myanmar (Birma). Namun Thailand menilai selama belum berstatus sebagai pengungsi, mereka dianggap sebagai pendatang ilegal.

Demikian menurut Perdana Menteri Thailand, Abhisit Vejjajiva. "Pertama, kami berempati atas apa yang terjadi kepada mereka (pengungsi Rohingya) yang telah menjadi perhatian dunia. Namun, kebijakan kami sudah jelas, selama mereka belum ditetapkan sebagai pengungsi, kami anggap mereka sebagai pendatang ilegal. Kendati demikian, kami tetap menghormati hak-hak mereka dan memperlakukan mereka sesuai prinsip-prinsip kemanusiaan," kata Abhisit usai bertemu dengan Sekretaris Jenderal ASEAN, Surin Pitsuwan, di Jakarta Sabtu pagi, 21 Februari 2009.

Ratusan warga Rohingya itu berasal dari kawasan pedalaman Myanmar bagian barat. Namun, rezim militer Myanmar tidak mengakui keberadaan mereka sehingga mereka tidak memiliki kewarganegaraan.
 
Menurut stasiun televisi BBC, nasib para pengungsi Rohingya telah menjadi perhatian internasional karena ada dugaan militer Thailand mengusir mereka ke laut dengan tidak manusiawi, dan sebagian terdampar di perairan Indonesia. Dalam sebulan terakhir, hampir 400 pengungsi Rohingya asal Birma terdampar di Aceh setelah terkatung-katung di laut.

Abhisit mengatakan bahwa pihaknya telah mengusut dugaan kekerasan atas pengungsi Rohingya di Thailand. "Kami punya institusi di pemerintahan untuk mengecek hal itu. Dari hasil pengecekan, tak ditemukan kekerasan," kata Abhisit. "Namun, jika media internasional punya bukti bisa diberikan kepada lembaga HAM internasional," lanjut politisi berusia 44 tahun yang baru bekerja sebagai PM Thailand sejak pertengahan Desember 2008.

Abhisit menilai pengungsi Rohingnya bukan hanya masalah Thailand tapi juga masalah kawasan dengan melibatkan baik negara asal, negara tujuan ,dan negara transit. "Masalah itu butuh bantuan multilateral dan Thailand terus berusaha memberantas human trafficking dan membentuk departemen yang khusus atas isu itu," kata Abhisit.

Usai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Kepresidenan, Jumat 20 Februari 2009, Abhisit menyatakan dukungannya atas Indonesia yang ingin melakukan kerjasama dengan Thailand untuk menyelesaikan isu imigran ilegal terkait dengan kedatangan pengungsi Rohingnya. Namun untuk mengatasi masalah itu, menurut Abhisit, perlu kerjasama banyak negara agar permasalahanya dapat diatasi dengan baik.