Hujan Buatan Atasi Kebakaran di Aceh Barat

Sumber :

VIVAnews - Kebakaran hutan di Nanggroe Aceh Darussalam terjadi sejak 16 Januari 2009. Akibat kebakaran itu, kurang lebih 500 hektare lahan hangus terbakar dan 200 kepala keluarga di lokasi setempat harus mengungsi.

Informasi itu berdasarkan data yang diterima VIVAnews dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Senin, 23 Februari 2009. Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan pencana telah mengirimkan tim gabungan untuk menangani bencana itu.

Tim gabungan yang tiba Minggu (22/2) itu terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana, Kementerian Koordinator Bidang Kesra, dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Tim gabungan itu berangkat ke Provinsi Aceh untuk mengkoordinasikan pelaksanaan penanganan bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan.

Kebakaran itu terjadi di Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat. Pesawat Cassa yang membawa rombongan tim gabungan telah tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda – Banda Aceh. Kini, tim gabungan masih masih menyiapkan modul peralatan teknik Modifikasi Cuaca untuk pelaksanaan penyemaian awan.

Pemadaman dengan teknologi hujan buatan menggunakan Teknik Modifikasi Cuaca akan dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi bersama Markas Besar TNI. Rencananya, hujan buatan itu akan dilakukan Minggu kemarin tetapi diundur menjadi hari ini Senin, 23 Februari 2009 sekitar pukul 14.00 WIB.

Badan Penanggulangan berkoordinasi dengan petugas Bandara Sultan Iskandar Muda, Badan Meteorologi, serta Pertamina untuk pelaksanaan pemadaman. Selain itu, Menteri Kehutanan telah mengirim dua regu Manggala Agni dari Provinsi Sumatera Utara.

Tim Penanggulangan Bencana Kabupaten Aceh Barat Barat bersama masyarakat melakukan isolasi dari pemukiman dengan cara membuat parit di sekitar pemukiman penduduk. Selain itu, tim penanggulangan bencana juga telah mendirikan tenda pengungsian di Kecamatan Johan Pahlawan, dan memberikan beberapa bantuan.

Bantuan yang diberikan itu antara lain berupa masker, makanan siap saji, dan sembako kepada pengungsi/penduduk, serta mendirikan posko Kesehatan dengan dibantu petugas dari puskesmas-puskesmas setempat.