"Lebih Baik Kami Beratap Langit"

Sumber :

VIVAnews - Air mata masih menetes dari wajah Cecep, 60 tahun. Belum lagi hilang kesedihannya karena kehilangan empat keluarganya dalam tragedi Situ Gintung, kini Cecep harus berpikir keras untuk mencari tempat tinggal baru.

"Saya tidak tahu mau kemana setelah ini, rumah hancur dan barang-barangnya ikut hanyut. Saya sih pasrah" ujarnya saat ditemui di posko penampungan Fakultas Kedokteran UMJ, Senin 30 Maret 2009.

Hingga kini belum ada pihak yang  menjanjikan untuk memberi bantuan buat renovasi rumahnya yang kini rata dengan tanah.

Cecep akan tetap bertahan di tanah yang telah dia tempati sejak puluhan tahun lalu. Namun, bila tidak ada bantuan. Cecep akan mencari cara agar dapat membangun rumahnya lagi. "Ini tanah yang saya tempati sejak puluhan tahun lalu. Saya akan berusaha supaya rumah saya berdiri lagi, " katanya.

"Lebih baik kami beratap langit" ujarnya lagi

Saat musibah itu datang, Cecep sudah bangun dan akan menunaikan salat Subuh. Dalam sekejap air datang dan Cecep hanya bisa menyelamatkan cucunya.

Sang istri, Sri Rukmini, 60 tahun, anak pertamanya Fahrul Rozi, 25 tahun, cucunya Anindita, 10 tahun dan besannya Satimah, 50 tahun hilang disapu gelombang air Situ Gintung.

Cecep selamat setelah bertahan di sebuah pohon palem yang ada di dekat rumahnya. "Saya buka pintu, air langsung menghantam rumah. Dan saya nyangkut di pohon palem," kata warga RT 4 RW 8, Kampung Gintung itu.

Mendengar teriakan Cici, cucu pertamanya minta tolong. Dia  langsung menyambar tangannya, dan bertahan di pohon selama satu jam.

Kegundahan yang sama juga dirasakan oleh Taufik, 40 tahun. Walau merasa sedikit lega karena Nani, istrinya dan anak semata wayangnya Ridho selamat dalam bencana maut itu.

Namun, Taufik mengaku masih bingung akan berteduh dimana. "Belum tahu mau  kemana habis ini. Semua harta habis, cuma baju yang nempel dibadan, " ujar Taufik.

Senada dengan Cecep, untuk saat ini Taufik hanya bisa berharap pada bantuan dari pihak-pihak terkait.

Tanggul Situ Gintung mengali  jebol pada Jumat, mengakibatkan air bah yang merusak sekitar 300 rumah. Puluhan jiwa melayang dan ratusan warga masih dinyatakan hilang.