Walikota Jakut Menolak Pimpin Persitara

Sumber :

VIVAnews - Persitara Jakarta Utara masih belum mendapatkan figur sebagai ketua umum pasca berakhirnya masa bakti Efendy Anas sebagai Walikota Jakarta Utara. Walikota baru, Bambang Sugiyono yang digadang-gadang menggantikan posisi Efendi Anas menolak  menolak untuk merima  tanggung jawab tersebut.

"Saya membutuhkan waktu dan konsentrasi yang lebih banyak untuk melakukan kewajiban yang sudah dilimpahkan oleh gubernur DKI Jakarta. Saya khawatir, jika saya harus menjadi ketua Persitara juga, tugas menjadi Walikota tidak maksimal," ujar Bambang kepada Artha Tidar, wartawan GOSport, di kantornya, Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara, Selasa, 17 Februari 2009.

Bambang tak menampik jika posisi ketua umum memang sangat strategis dalam tubuh tim kota pesisir kota Jakarta ini. Namun jabatan itu juga bukan menjadi keharusan bagi seorang walikota baru seperti dirinya.

"Tidak ada klausul yang menjadi regulasi dalam kepengurusan Persitara yang menyatakan walikota secara otomatis menjadi ketua umum. Kebetulan saja saat pak Efendy jadi ketua umum, beliau juga menjabat sebagai walikota," kata Bambang.

Meski demikian, Bambang tetap mendukung langkah Persitara di pentas sepak bola nasional. Penolakan diakuinya hanya karena masalah waktu saja. Menurut Bambang, sosok yang tepat untuk menjadi ketua umum Persitara harus punya kemampuan organisasi dan punya waktu yang cukup untuk mengurus Persitara.

"Untuk saat ini, hal itu sangat sulit saya lakukan," kata Bambang. 

Bambang menambahkan, untuk era sekarang ini, ketua umum tidak harus dari pemerintahan.  Sebaliknya, Bambang menilai sosok yang tepat memimpin Persitara adalah seorang profesional yang mampu mendatangkan sposor sebagai sumber pendanaan tim serta punya akses ke berbagai pihak.

"Aktivitas seperti ini kan akan lebih leluasa bila dikerjakan oleh pihak yang  bukan  pejabat publik, yang terikat aturan dan hukum yang pasti. Koridor hukumnya 'kan sekarang sudah ketat dan terukur. Jadi, meski anggaran tim Persitara sudah dialokasikan sebesar Rp 10 M untuk 2009, dalam proses penerimaannya pun harus hati-hati," kata pria asal Banyuwangi ini.