Pemain Sriwijaya Mulai Besar Kepala

Sumber :

VIVAnews - Mempertahankan jauh lebih berat dari merebut. Pemeo itu saat ini sedang melanda Sriwijaya FC, peraih gelar ganda Liga Indonesia dan Copa Indonesia musim lalu.

Hingga pertengahan putaran 2 Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009, SFC semakin tertinggal jauh dari Persipura Jayapura. Saat ini, tim berjuluk Laskar Wong Kito itu berada dua tingkat di bawah Tim Mutiara Hitam.

Kesempatan untuk menyalip Persipura cukup berat mengingat kedua tim mengantongi jumlah laga yang berbeda. Hingga pertandingan ke-25, SFC baru mengantongi 48 poin. Sedangkan Persipura sudah mencapai 55 poin dalam laga yang sama.

Menurut Pelatih SFC, Rahmad Darmawan, banyak faktor yang membuat penampilan timnya tidak stabil musim ini. Selain masalah non teknis yang sempat melanda SFC di awal musim, mental pemain juga menjadi salah satu pemicu lambatnya mesin poin SFC bekerja.

Kepada Rasyid Irfandi, wartawan GOSport, Rahmad mengaku ada perbedaan yang mencolok pada sikap anak asuhnya saat ini. Dibanding musim lalu, saat ini pemainnya cenderung besar kepala.

Sikap ini tak hanya terjadi di luar lapangan. Namun, justru berpengaruh hingga ke dalam lapangan.

"Saat ini pemain  merasa sudah terkenal karena berada dalam tim juara. Dan itu berimbas pada penampilan mereka sekarang, baik di dalam maupun di luar lapangan,” kata Rahmad.

Kondisi ini semakin buruk mengingat tekanan dari tim-tim lawan semakin besar. Menurut Rahmad, musim lalu timnya selalu termotivasi untuk mengalahkan lawan-lawannya. Sebaliknya, saat ini tim lawan lah yang lebih termotivasi mengalahkan SFC.

“Dulu, para pemain kami sangat termotivasi untuk mengalahkan lawan-lawan mereka. Sekarang, justru tim-tim lawan yang lebih termotivasi untuk bisa mengalahkan kami. Dan itu sering jadi batu sandungan anak-anak musim ini,” papar Rahmad.

Belum Lempar Handuk

Beratnya perjuangan untuk mengejar Persipura belum membuat Rahmad menyerah. Seperti ketika membesut tim-tim besar sebelumnya, Rahmad mengaku tidak mau membuat hitung-hitungan tentang kesempatan untuk mempertahankan mahkota juara.

Sebab, bila hal itu dilakukan, justru akan membuat timnya semakin tertekan.“Saya selalu tekankan pada anak-anak agar jangan pernah melihat ke atas tentang hasil dan klasemen. Kami hanya menatap pada pertandingan berikutnya, setiap game harus kami optimalkan. Sampai di posisi mana nanti kami bisa finis, itulah yang diraih SFC,” tandas Rahmad.