Netanyahu Jadi PM, Dunia Bisa Kucilkan Israel

Sumber :

VIVAnews - Pemimpin partai Likud, Benjamin Netanyahu, tinggal selangkah lagi menuju jabatan perdana menteri Israel setelah mendapat dukungan partai Yisrael Beitenu pimpinan Avigdor Lieberman. Netanyahu juga meraih dukungan partai Yahudi ortodoks, Shas.

Namun koalisi antara Likud dengan partai-partai sayap kanan ultranasionalis bisa merupakan awal kejatuhan Netanyahu sendiri. Koalisi garis keras dapat mengucilkan Israel dari kancah politik internasional.

Secara tegas, partai-partai sayap kanan menentang pembentukan negara Palestina. Partai Beitenu bahkan secara terang-terangan mendeklarasikan diri sebagai partai anti-Arab. Beitenu mensyaratkan agar setiap warga Israel keturunan Arab harus melakukan sumpah setia pada Israel.

"Jika Netanyahu hanya berusaha memperkuat koalisinya, Israel akan diisolasi dunia," kata pengamat politik Israel Menachem Hofnung di Yerusalem, Kamis 19 Februari 2009.

Selain itu partai-partai yang bersedia bergabung dengan Likud memiliki perbedaan ideologi yang mencolok. Misalnya antara Beitenu yang sekuler dengan Shas yang religius.

Setiap partai juga memiliki agenda yang berbeda-beda. Jika Netanyahu tidak dapat mengakomodasi kebutuhan partai-partai itu, ia bisa jadi dijungkalkan dari jabatannya.

Hal yang sama mungkin terjadi jika Netanyahu bekerja sama dengan partai-partai yang lebih moderat seperti Kadima pimpinan Tzipi Livni.

"Akan ada perpecahan antara partai-partai dalam koalisi Netanyahu," kata Hofnung.

Mantan duta besar Amerika Serikat untuk Israel Martin Indyk mengatakan Netanyahu akan membangun kestabilan ekonomi dengan Palestina. Indyk mengatakan Netanyahu akan membuka pengisolasian wilayah yang ditempati warga Palestina namun menolak memberikan lahan bagi penduduk Palestina.

Selama kampanye, Netanyahu pernah menyatakan bahwa upaya perdamaian dengan Palestina harus ditempuh dengan membangun perekonomian Palestina, bukan dengan pembentukan negara Palestina. Netanyahu berpendapat pembentukan negara Palestina terlalu prematur karena warga Palestina belum siap berdiri sendiri.

"Netanyahu justru akan berusaha menjalin perdamaian dengan Suriah dengan cara menyerahkan dataran tinggi Golan yang telah dikuasai Israel sejak 1967," kata Indyk di Institusi Brookings di Washington, Amerika Serikat, Kamis (19/2).

Partai Kadima meraih 28 dari 120 kursi di parlemen (Knesset). Lawannya, Likud, mendapatkan 27 kursi. Namun kontribusi sekutu-sekutu sayap kanan Likud membuat partai itu bisa memperoleh suara mayoritas hingga 65 jursi di Knesset. (AP)