Irak Tangkap Perekrut Pengebom Bom Bunuh Diri

Sumber :

VIVAnews - Seorang perempuan ditangkap di Baghdad, Irak, dengan tuduhan merekrut pasukan perempuan pengebom bunuh diri. Samira Ahmed Jassim, 50 tahun, mengaku ia telah melakukan pencarian kandidat potensial dan melatih para perempuan menjadi senjata mematikan.

Pengakuan Samira dipublikasikan dalam rekaman video yang dikeluarkan Kepolisian Irak, Selasa 3 Februari. Dalam video itu, Samira menjelaskan bagaimana ia mendekati calon pengebom. Alumnus pertama Samira adalah Ummi Hoda. "Dia meledakkan diri dekat kantor polisi," ujar ibu enam dari anak ini.

Dalam sebuah wawancara dengan Associated Press di rumah tahanan, Samira mengaku ia tergabung dalam sebuah jaringan yang amat terencana. Mereka memperkosa perempuan-perempuan muda dan mengirim para korban ke Samira untuk mendapatkan bantuan psikologis.

Samira kemudian mempengaruhi para perempuan untuk menjadi pengebom bunuh diri untuk menghilangkan aib.

Dengan pengakuan Samira, pihak militer Amerika Serikat dan Irak mendapat bukti bahwa pelaku pengeboman bunuh diri terdiri dari perempuan dan anak-anak.

Militer Irak dan Irak juga mendapat verifikasi dari Samira, yang mengaku memiliki nama kode "Ibu bagi mereka yang percaya" bahwa ada jaringan yang mengirim orang-orangnya untuk memperkosa gadis muda dan menjadikan mereka pengebom di provinsi Diyala, wilayah timur laut Baghdad.

Perempuan dipilih menjadi pengebom dengan memanfaatkan norma-norma sosial di mana lelaki tidak diperbolehkan menyentuh perempuan. Perempuan juga dapat menyembunyikan rompi atau sabuk bom di balik pakaian panjang tradisional bernama abaya.

Untuk mengatasi para pengebom yang lazim disebut pengantin ini, tentara Irak telah mencoba merekrut lebih banyak perempuan.

Juru bicara tentara Irak Mayor Jenderal Qassim al-Moussawi mengatakan Samira telah merekrut lebih dari 80 perempuan dan merancang 28 pengeboman di lokasi-lokasi berbeda.

Al-Moussawi memperkirakan Samira memiliki hubungan langsung dengan pimpinan Ansar al-Sunnah di Diyala, basis kekuatan Sunni terakhir di sekitar Baghdad.

Kelompok ini diperkirakan memiliki jaringan dengan al-Qaida. Kepada AP, Samira mengaku rumahnya di Diyala akan diledakkan Ansar al-Sunnah jika tidak bekerja sama. Sehari-harinya, Samira bertahan hidup dengan menjual abaya. "Aku sudah bekerja dengan Ansar al-Sunnah selama satu setengah tahun," kata dia. (AP)