PNS dan Swasta Borong Sukuk Ritel

Sumber :

VIVAnews - Penjualan sukuk ritel laku keras. Selama 20 hari, 13 agen berhasil menjual Rp 5,556 triliun atau 213 persen dari target awa Rp 1,77 triliun. Pemerintah memutuskan mengambil seluruh pemesanan pembelian tersebut.

"Pemerintah memutuskan untuk menerima seluruh pemesanan pembelian oleh agen penjualan Rp 5,556 triliun," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani di Jakarta, Senin 23 Februari 2009.

Seluruh agen, kata Menkeu, meminta kenaikan kuota penjualan. Investor sukuk ritel ini mencapai 14.295 orang dan sebanyak 8.353 orang atau 58,47 persen berasal dari luar Jakarta. Sebanyak 6.549 investor membeli di bawah Rp 100 juta. "Rata-rata pembelian Rp 388,69 juta. Pegawai swasta mendominasi," kata Menkeu.

Tidak hanya pegawai swasta, pegawai negeri juga banyak yang membeli dengan komposisi 11,3 persen dari seluruh jumlah investor. "Pegawai negeri gajinya naik, mereka mulai memasukkan ke sukuk ritel," kata Menkeu.

Minumum pembelian yang dilakukan investor Rp 5 juta dan maksimum Rp 35,3 juta. Untuk volume pemesanan, Jakarta mencapai 53,5 persen, Indonesia bagian tengah 2,54 persen dan sisanya Indonesia Bagian Timur.

"Ibu rumah tangga dari sisi volume 10,9 persen, kalau jumlah investor 1,07 persen. Jadi mungkin suami itu ngasih ke istri untuk membeli sukuk ritel," katanya.

Dari sisi investor, Bank Mandiri yang banyak, kedua Bank Syariah Mandiri, dan lainnya dari CIMB Niaga, Citibank, Danareksa, dan  BNI Sekuritas. Sukuk ritel yang menawarkan kupon 12 persen ini memiliki tenor tiga tahun dan jatuh tempo pada 2012.

"Seperti diketahui tujuan penerbitan sukuk ritel adalah untuk memperluas basis investor Surat Berharga Negara domestik, mendukung perkembangan pasar keuangan syariah di Indonesia, memperkuat pasar modal Indonesia dengan mendorong transformasi dari saving oriented menjadi investmet oriented," kata Menkeu.