ILO: Krisis Mulai Pukul Sektor Konstruksi

Sumber :

VIVAnews - Organisasi Buruh Internasional di bawah naungan PBB (ILO) merilis krisis finansial sudah mulai memukul sektor konstruksi. Imbasnya, pengusaha di sektor ini lebih suka memilih menggunakan tenaga kerja kontrak dan sub kontrak dibandingkan karyawan tetap.

Isu ini semakin meluas karena sektor konstruksi erat kaitannya dengan pembangunan suatu negara. Saat ini negara-negara cenderung tidak mengalami pertumbuhan, atau bahkan mengalami pelambatan. Akhirnya yang terlihat, konstruk tidak mengalami peningkatan.

Wakil ILO Peter Van Rooij mengatakan, para pekerja di sektor ini mempunyai risiko kerja tiga kali lipat dibanding dengan pekerja di sektor lain. Padahal, tenaga kontrak dan subkontrak itu tidak dilindungi dengan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Hal lain yang mempengaruhi terpuruknya sektor konstruksi, perusahaan konstruksi kebanyakan masih dalam skala kecil dan menengah. "Ini terjadi hampir di seluruh negara berkembang," kata Peter, di Jakarta, Kamis 30 Oktober 2008.

Meski demikian, hal ini telah menjadi fenomena global, tenaga konstruksi yang meliputi 0,4 persen tenaga kerja keseluruhan, masih dapat ditingkatkan posisi tawarnya dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja. Caranya, dengan menyinergikan serikat pekerja, pemerintah, dan pengusaha dalam sebuah dialog sosial.

Di sini, bisa tercipta kesepakatan yang tetap memberi kesejahteraan karyawan, tetapi tidak merugikan perusahaan. Dia mencontohkan Malaysia sebagai salah satu negara ASEAN yang telah mampu mempengaruhi tenaga kerja di sektor konstruksi dengan pembicaraan secara kolektif. Pemerintah Malaysia mewajibkan pengusaha untuk memberikan keterampilan bagi tenaga kerja di bidang konstruksi.