Semen Gresik Buyback 65 Juta Saham

Sumber :

VIVAnews - PT Semen Gresik Tbk (SMGR) merealisasikan pembelian kembali (buyback) saham sebanyak 65,42 juta unit selama transaksi 13 Oktober hingga 19 Desember 2008. Dana pembelian kembali saham produsen semen tersebut mencapai Rp 187,92 miliar.

Sekretaris Perusahaan Semen Gresik, Sunardi Prionomurti, dalam penjelasan yang dipublikasikan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa 23 Desember 2008 mengatakan, pada periode 13 Oktober-12 Desember 2008, total saham yang dibeli kembali mencapai 61,94 juta unit senilai Rp 174,52 miliar.

Sementara itu, pada 15-19 Desember 2008, jumlah saham yang dibeli kembali tercatat 3,48 juta unit senilai Rp 13,4 miliar. Dengan pembelian kembali tersebut, sisa dana untuk program buyback mencapai Rp 812,07 miliar.

Semen Gresik menyiapkan dana maksimal pembelian kembali saham sebesar Rp 1 triliun. Jumlah saham yang dibeli kembali mencapai 20 persen dari modal disetor.

Per 30 September 2008, perseroan membukukan laba bersih konsolidasi (tidak diaudit) sebesar Rp 1,79 triliun. Perolehan laba bersih tersebut meningkat 41,4 persen dibanding periode sama 2007 sebesar Rp 1,27 triliun.

Direktur Utama Semen Gresik, Dwi Soetjipto, dalam publikasi laporan keuangan perseroan beberapa waktu lalu mengatakan, pendapatan perseroan juga meningkat 24 persen menjadi Rp 8,79 triliun dibanding triwulan III-2007 sebesar Rp 7,09 triliun.

Namun, kenaikan beban pokok pendapatan dari Rp 4,19 triliun menjadi Rp 5 triliun membuat laba kotor hanya meningkat 31 persen. Laba kotor Semen Gresik naik menjadi Rp 3,79 triliun dibanding periode sama 2007 sebesar Rp 2,89 triliun.

Selama periode tersebut, perseroan mampu membukukan pendapatan bunga sebesar Rp 146,58 miliar, lebih tinggi dibanding triwulan III-2007 yang hanya Rp 99,2 miliar. Sementara itu, total aset emiten sektor semen tersebut naik 22,1 persen dari Rp 7,91 triliun menjadi Rp 9,67 triliun pada triwulan III-2008 dengan kewajiban mencapai Rp 2,03 triliun.

Semen Gresik menargetkan pendapatan Rp 11 triliun hingga akhir 2008. Target tersebut meningkat 22 persen dibanding tahun lalu Rp 9 triliun.