Soal Perizinan, PSSI Terkesan Lepas Tangan

Sumber :

VIVAnews - Dua tim asal ibu kota Jakarta, Persija dan Persitara, kembali kesulitan mendapatkan izin pertandingan dari Polda Metro Jaya. Sayangnya, PSSI sepertinya memilih lepas tangan terhadap masalah ini.

Polda Metro Jaya kembali tidak mengeluarkan izin bagi pertandingan sepakbola di wilayah DKI Jakarta hingga Oktober 2009 mendatang. Langkah ini terpaksa ditempuh untuk mengantisipasi kerusuhan yang mungkin terjadi hingga pemilihan presiden (pilpres) mendatang.

Alhasil, Persija dan Persitara terkena imbas keputusan ini. Kedua tim itu dipastikan tak bisa menggelar laga kandang untuk Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009 dan Copa Indonesia 2009.

Persija harusnya bertemu PSMS Medan di Stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Jumat 17 April 2009. Namun, laga ini terancam batal karena Persija belum juga mengantongi izin dari Polda Metro Jaya.

Nasib yang tak kalah tragis juga dialami oleh Persitara. Karena belum juga mengantongi izin dari Polda, Laskar Si Pitung juga tak bisa menjamu Persebaya Surabaya di Jakarta pada leg 2 babak 16 besar Copa Indonesia, Minggu 19 April mendatang.

Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid saat ditemui di kantornya, Senayan, Jakarta, Kamis 16 April 2009, mengaku belum tahu seputar masalah ini. Dia meminta wartawan untuk bertanya kepada Direktur Bidang Kompetisi Badan Liga Indonesia (BLI), Joko Driyono.

"Saya belum dapat laporan mengenai masalah itu. Coba Anda tanyakan kepada Joko (Joko Driyono)," kata Nurdin sebelum memasuki kantornya.

Sentralisasi

Kesulitan yang dihadapi Persitara dan Persija saat ini sebenarnya tak perlu terjadi bila sentralisasi LSI jadi digelar. Sebab, tanggung jawab terhadap penyelenggaraan 36 pertandingan yang sempat tertunda selama masa kampanye legislatif lalu akan diambil alih BLI.

Sayangnya, PSSI akhirnya membatalkan rencana tersebut. Keputusan itu diambil setelah Nurdin menghubungi klub-klub peserta LSI 2008/2009.

Sentralisasi sejatinya dipusatkan di Jawa Timur. BLI telah menunjuk tiga stadion yang layak untuk menggelar pertandingan-pertandingan itu. Masing-masing adalah Kanjuruhan (Malang), Brawijaya (Kediri), dan Surajaya (Lamongan).

Akibat pembatalan ini, tanggung jawab untuk menggelar pertandingan dikembalikan ke klub. BLI juga tidak menoleransi adanya perubahan jadwal. Bagi klub yang tidak mendapatkan izin diminta untuk memindahkan tempat pertandingan.

"Kami tidak mungkin lagi merubah jadwal. Yang tidak sanggup menggelar pertandingan akan kami anggap WO (walk out)," kata Joko beberapa waktu lalu.