VIVAnews – Band hitam melingkar di tangan kiri Sekretaris Jenderal Komite Bangkit Indonesia, Ferry Juliantoro yang jadi pesakitan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Gadjah Mada, Jakarta, Rabu 26 Oktober 2008.
”Ini untuk rakyat Indonesia yang miskin dan untuk orang tua istri saya yang meninggal,” katanya.
Sebelum membacakan eksepsinya, Ferry sempat menyampaikan protes pada majelis hakim. Ferry mengaku kesal dipimpong saat mengurus ijin untuk menghadiri pemakaman mertuanya, Tjuk Soemiarso Poedjowardojo.
Dia mengaku sudah menghubungi kepala rutan untyuk mengurus perijinan, tapi kepala rutan mengatakan itu adalah wewenang pengadilan. Tapi, katanya, penyidik berkata lain. ”Saya diarahkan ke jaksa penuntut umum,” katanya.
Namun, protes Ferry dipotong Ketua Majelis Hakim Makassau. Menurut Makassau, pengadilan sudah menunggu surat ijin hingga pukul 17.58 WIB, Selasa 25 Oktober 2008. Tapi, katanya, tak ada satu pengacarapun yang datang.
”Permohonan Anda disampaikan melalui telefon, kami tidak bisa mempertanggungjawabkan permohonan itu,” kata Makassau, lantas minta soal ijin sebaiknya tak dipersoalkan lagi.
Buntut Kasus Pembangunan Masjid oleh Daud Kim, Federasi Muslim Korea Ingatkan Hal Ini
Daud Kim telah membeli tanah di daerah Incehon Korea Selatan untuk dibangun sebuah masjid. Namun sayangnya, tindakan Daud Kim banyak ditentang umat muslim Korea Selatan
