Cegah Default, CPRO Lanjutkan Rights Issue

VIVAnews -  PT Central Proteinaprima Tbk (CP Prima) akan melanjutkan rencana penawaran umum terbatas melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Penawaran umum terbatas (rights issue) itu untuk menciptakan struktur permodalan yang kuat, sehingga perseroan terhindar dari cedera janji (default).

Sekretaris Perusahaan CP Prima Hendrik Silalahi dalam penjelasan keterbukaan infromasi bursa, Rabu, 26 November 2008 mengatakan, pelemahan rupiah terhadap dolar AS menyebabkan kewajiban perseroan yang terdiri atas utang obligasi, modal kerja, dan subordinasi dalam mata uang dolar AS akan meningkat bila dijabarkan dalam rupiah. Perseroan berpotensi cedera janji terhadap perjanjian kredit utang tersebut yang memiliki rasio utang atas modal.

"Untuk mengantisipasi agar perseroan taat atas perjanjian kredit, perseroan akan mengonversi utang subordinasi menjadi ekuitas melalui proses penawaran umum terbatas," kata Hendrik dalam keterbukaan informasi itu.

Perjanjian kredit dengan bank yang berpotensi dilanggar adalah PT Bank Lippo Tbk(Kini bergabung menjadi CIMB Niaga), Bank HSBC, dan PT Bank Ekspor Indonesia.

Hendrik menjelaskan, dengan Bank Lippo, perseroan memperoleh fasilitas  pinjaman US$ 10 juta, dengan saldo utang US$ 4,6 juta. Sementara itu, dari Bank HSBC, perseroan mendapatkan maksimal pinjaman US$ 20 juta untuk tiga fasilitas kredit dengan saldo utang US$ 6,69 juta.

Pada Bank Ekspor Indonesia, CP Prima memperoleh fasilitas kredit modal kerja ekspor sebesar Rp 100 miliar dengan saldo utang Rp 100 miliar. Sedangkan untuk fasilitas letter of credit (L/C) adalah US$ 10 juta dengan saldo utang US$ 3,39 juta.

Dia menjelaskan, debt covenant yang harus dipenuhi dengan Bank Lippo sebesar 3,5 kali, HSBC 2,5 kali, dan Bank Ekspor Indonesia 3,5 kali.

Manajemen menambahkan, dengan nilai kurs dolar AS terhadap rupiah yang semakin meningkat, Rp 12.500/US$, pinjaman perseroan dalam mata uang asing juga akan naik. Hal itu akan mengakibatkan rasio dalam perjanjian kredit perseroan tidak dapat dipenuhi. Perseroan bisa dalam posisi cedera janji.

Kondisi Tidak Ideal, Marc Klok Siap Tempur Lawan Timnas Vietnam

Perseroan berencana melakukan penawaran umum terbatas I kepada pemegang saham guna menerbitkan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) sebanyak 17,2 miliar unit dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Setiap pemegang 100 saham lama memiliki hak untuk membeli 77 saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 100 per unit.

Hingga akhir Juni 2008, perseroan mencatat penjualan bersih sebesar Rp 3,68 triliun, atau naik 42,18 persen dibanding sebelumnya Rp 2,59 triliun. Central Proteinaprima merupakan perusahaan pembudidayaan udang terbesar dunia yang terintegrasi.

Pada semester I-2008, perseroan mampu meningkatkan produksi sebesar 48.952 metrik ton. Produksi perseroan tersebut meningkat 85,88 persen dibanding 2007 yang mencapai 57.000 metrik ton.

Kapolres Bekasi Kabupaten

5 Tahun Praktik di Klinik Bekasi, dr Ingwy Alias Sunaryanto Ternyata Dokter Gadungan

Seorang pria bernama asli Sunaryanto selama ini memalsukan identitasnya dan menjadi dokter gadungan dengan nama Ingwy Tito Banyu di Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi.

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2024