Kelangkaan Premium

Pertamina Salahkan Pengusaha SPBU

VIVAnews - PT Pertamina menyatakan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, terutama untuk jenis premium di sejumlah satuan pengisian bahan bakar umum (SPBU) akibat pengusaha SPBU mengurangi pasokannya.

Pengurangan stok yang dilakukan pengusaha terkait rencana Pertamina menurunkan marjin keuntungan bagi pengusaha SPBU. "Sehingga saat permintaan naik karena harga turun, terjadi antrean panjang," ujar Vice Presiden Komunikasi Pertamina Anang Rizkani Noor, di Gedung MPR/DPR Senayan, Jakarta, Selasa 1 Desember 2008.

Mengenai stok, Pertamina memastikan stok BBM yang dimiliki mencukupi konsumsi nasional selama 20 hari. Artinya, kelangkaan BBM bukan masalah stok.

Mulai hari, kata Anang, kelangkaan BBM di wilayah Jakarta dan sekitarnya sudah bisa teratasi. Namun, Pertamina tidak menjamin kelancaran pasokan pada hari ini untuk wilayah selain Jakarta. "Kami butuh waktu," ujar dia. Kesediaan ini, setelah Pertamina didesak pemerintah untuk mengamankan pasokan BBM  dalam waktu tiga hari.

Permintaan premium kembali naik setelah pemerintah menurunkan harganya sebesar Rp 500 menjadi Rp 5.500 per liter sejak 1 Desember kemarin. Sedangkan untuk solar, pemerintah tetap mempertahankan pada harga Rp 5.500 per liter. Alasannya, harga solar bersubsidi masih di bawah harga solar pasar, Rp 6.000 per liter, sehingga pemerintah tetap mempertahankan harga itu.

Menurut Anang, pemangkasan marjin merupakan strategi bisnis Pertamina. Pertamina harus melakukan revisi atas margin keuntungan menyusul pemerintahi akan menetapkan harga berubah atau floating bagi BBM bersubsidi.


Yusril Sebut Gugatan 03 Buat Adegium 'Vox Populi Vox Dei' Kehilangan Makna
Presiden Joko Widodo.

Jokowi Ogah Komentari soal Sengketa Pemilu 2024 di MK

Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mau berkomentar namanya disebut-sebut dalam sidang gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024