VIVAnews – Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum Partai Golongan Karya, Burhanudin Napitupulu, mengatakan mundurnya Ketua Dewan Pimpinan Daerah Golkar Sulawesi Selatan, Amin Syam, merupakan langkah tepat.
“Saya melihat itu sikap yang bijak untuk memberi kesempatan ke generasi muda,” kata Burhanudin kepada VIVAnews, Selasa 30 Desember 2008.
Keputusan Amin, kata Burhanudin, tetap dilakukan sekarang. Katanya, daripada Amin tidak siap mendongkrak suara partai beringin di bursa pemenangan pemilihan umum 2009.
Burhanudin mengatakan, Golkar mempunyai aturan tidak tertulis bagi Ketua Badan Pemenangan Pemilu daerah. Menurut Burhanudin, aturan itu bila yang bersangkutan ikut bursa pemilihan kepala daerah dan ternyata kalah, maka dia harus lengser dan jabatannya diserahkan kader partai lainnya.
Amin tercatat kalah di Pemilihan Gubernbur Sulawesi Selatan 2007. Itu sebabnya, kata Burhanudin, posisi Amin sebagai ketua badan pemenangan pemilu di daerah itu diganti M. Roem.
Burhanudin menduga dampak psikologis kekalahan itu dirasakan Amin hingga sekarang. Kekalahan itu, kata Burhanudin, membuktikan dukungan terhadap Amin tidak mayoritas.
Karena itu, menurut Burhanudin, agar dampak itu tidak sampai memelorotkan dukungan bagi Golkar, maka Amin mundur. “Kemunduran itu untuk memperlancar jalannya partai,” kata dia.
Menurut Burhanudin mundurnya Amin dapat menimbulkan pro kontra di internal partai. Walau begitu, kata dia, dampaknya tidak sampai merugikan popularitas partai.
