Ulang Tahun Versi KPK

VIVAnews - Ridho adalah satu dari seratus lebih anak jalanan yang berkumpul di pelataran rumah singgah yang dikelola oleh Yayasan An-Nur Muhiyam.  Bocah yang belum genap lima tahun tersebut sehari-hari  mencari nafkah dengan menyanyikan lagu ala kadarnya sambil bertepuk tangan di jalan raya yang terletak tepat di depan Stasiun Tebet. Namun hari ini (Selasa,30/12), Ridho memutuskan untuk menunda mencari nafkah yang biasanya dia lakukan sejak pagi hari.

Hari ini, dia bersama kawan-kawannya sesama anak jalanan menunggu kedatatangan para pemimpin KPK beserta jajarannya. Komisi negara yang genap berusia lima tahun tersebut hendak merayakan ulang tahunnya bersama para anak jalanan rumah di rumah singgah mereka yang beralamat di jalan Bukit Duri Tanjakan II RT 06/ RW 08 nomor 9A, Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.

Sekitar pukul 9.00 pagi, Ketua KPK Antazari Azhar beserta keempat pimpinan KPK lainnya mulai berdatangan di lokasi rumah singgah yang terletak di dalam gang seluas empat meter persegi di pinggir rel kereta tersebut. Cuaca cerah dan sambutan dari Umar Sumardinata, Ketua Yayasan An-nur Muhiyam menyambut kedatangan mereka. Umar, yang mengenakan batik coklat lengan panjang berbicara kepada para hadirin yang hadir di rumah singgahnya dengan berapi-api. Sesekali terdengar gemuruh suara tepuk tangan anak-anak didiknya ketika mendengarkan pidatonya.

Umar mengutarakan bahwa sejak tahun 1995 dirinya sudah mendampingi sekitar 1.000 anak jalanan. Dari 1.000 orang tersebut, Umar mengatakan jika anak-anak didiknya saat ini sudah ada yang menjadi pegawai negeri dan berwiraswasta tanpa mengikuti sekolah formal.

“Tanpa gedung pun kami bisa belajar, bisa di rel kereta atau di bawah pohon,” ujar Umar.

Ketika tiba giliran Antazari Azhar memberikan sambutannya, tanpa basa-basi dia langsung meminta para pimpinan KPK lainnya untuk segera mendampinginya memberikan sambutan. Maka berjajarlah Bibit Samad Rianto, Haryono Umar, Mohammad Jasin, dan Chandra Martha Hamzah yang datang ke lokasi sedikit terlambat juga segera menyusul mendampingi Antazari.

“Saya tidak bisa mengerjakan segala sesuatunya sendiri, segala sesuatu di KPK harus dikerjakan bersama-sama oleh kita berlima,” ujar Antazari memulai sambutannya.

Di tengah suara bising kendaraan bermotor yang melintas di jalan raya tepat di seberang rumah singgah tersebut Antazari juga mengingatkan kepada anak-anak jalanan tersebut bahwa KPK bukanlah lembaga yang harus ditakuti.

“Mereka yang bersalah memang harus takut kepada KPK, namun mereka yang benar tidak perlu takut,” tegas Antazari.

Setelah memberikan penegasan tersebut, intonasi suara ketua KPK yang mengenakan kaus kerah berwarna putih dengan logo kecil KPK tersebut melai merendah. Dia mengatakan bahwa hari ini KPK ingin berbagi kebahagiaan bersama dengan anak-anak jalanan yang bernaung di yayasan ini. Kepada anak-anak jalanan tersebut Antazari mengutarakan bahwa masa depan bangsa ini ada di tangan mereka.

“Semoga kalian tumbuh menjadi generasi anti korupsi yang dapat mengharumkan nama bangsa," tutur Antazari.

Usai menyampaikan sambutannya, kini giliran pemberian bingkisan kepada anak-anak jalanan tersebut. Bingkisan berupa alat tulis, buku, dan uang tunai sebesar lima puluh ribu rupiah tersebut diserahkan pertama kali secara simbolik kepada Ridho sang pengamen jalanan yang baru saja dikhitan dan tidak mengetahui siapa orang tuanya tersebut menerimanya dengan bersuka cita.

Namun sebelum bingkisan tersebut diberikan, Antazari mengatakan tidak ada sesuatu yang gratis, segala sesuatunya harus diperoleh dengan bekerja. Dengan alasan itulah Antazari meminta Ridho yang sehari-hari berprofesi sebagai pengamen untuk menyayikan sebuah lagu. Ridho yang pada awalnya tersipu-sipu sempat digoda oleh Antazari, ”Masa harus saya panggilkan Bimbim baru mau menyanyi.”

Teman-teman Ridho pun juga tidak ketinggalan untuk menyemangatinya. Mereka meneriakkan nama Ridho beulang-ulang. Akhirnya gegap gempita hadirin mampu juga untuk membuat Ridho meluncurkan syair lagu yang biasa dia dendangan di jalanan.

Satu nusa satu bangsa, bangsa Indonesia
Memiliki dasar negara Pancasila
Mengharap seorang Istri
Istri yang Solehah


Antazari dan para jajaran pimpinan KPK lainnya yang sudah kembali dipersilahkan duduk tersenyum simpul mendengar lirik lagu yang didendangkan itu, para hadirin tertawa lepas. Mungkin saat ini hanya itulah yang bisa dipersembahkan oleh Ridho sebagai generasi antikorupsi yang diharapkan oleh Antazari dapat mengharumkan nama bangsa. Mungkin juga keharuman itu belum tercium kemana-mana di tengah bau busuk bangsa ini yang disebabkan oleh korupsi, namun tentu harapan kita bau harum itu nanti akan tercium oleh generasi yang akan datang.

Rapikan Kabel Fiber Optik Semrawut di Tangsel, Ini 5 Titik yang jadi Sorotan Pemkot
Tangkapan layar video viral remaja aniaya pelajar SMP di Makassar.

Remaja yang Viral Keroyok Pelajar SMP di Makassar Ditangkap, Ada 5 Pelaku Masih Dibawah Umur

Polrestabes Makassar, Sulawesi Selatan menangkap lima pelaku pengeroyokan terhadap seorang pelajar SMP. Kelima pelaku itu terbilang masih dibawah umur. Aksi mereka viral.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024