Mantan Pembantu Clinton Ditunjuk Pimpin CIA

VIVAnews - Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Barack Obama, menunjuk mantan kepala staf Gedung Putih, Leon Panetta, untuk memimpin Central Intelligence Agency (CIA). Demikian dikatakan seorang anggota Partai Demokrat kepada media massa AS, Senin 5 Januari 2009.

Panetta yang menjadi kepala staf Gedung Putih di era Presiden Bill Clinton pada 1990-an menjadi pilihan Obama sebagai direktur CIA karena selain dikenal sebagai administratur yang lihai juga merupakan orang yang di "luar sistem. " Itu karena reputasi CIA sudah begitu tercermar atas sejumlah kasus - seperti "Tragedi 11 September" dan Perang Irak - sehingga butuh "orang luar" seperti Panetta, yang juga merupakan mantan pengacara ulung.

Sementara itu, sumber dari kantor transisi kepresidenan mengatakan bahwa mantan laksamana Dennis Blair ditunjuk Obama untuk menjadi direktur intelijen nasional (DNI). Tugas Blair adalah mengawasi sistem intelijen AS. Mantan komandan pasukan militer AS di kawasan Pasifik dari tahun 1999 hingga 2002 ini adalah direktur ketiga intelijen nasional.

Posisi direktur intelijen nasional dibentuk oleh Kongres pada 2004 setelah dinas intelijen dianggap gagal dalam memberikan informasi terkait serangan teror 11 September. Kegagalan tersebut masih diikuti kesalahan intelijen AS yang secara sembrono meyakini adanya senjata pemusnah massal Irak. Keyakinan itu justru menjadi alasan bagi Bush untuk mengerahkan militer AS menginvasi Irak. 

Misi utama DNI adalah menjadi perantara antar dinas intelijen, dan membantu mereka berkolaborasi. (AP)

Peran Jenderal Bintang 4 yang Diduga Terlibat Korupsi Timah Rp 271 Triliun
Ilustrasi wartawan atau pers.

Curhat Jurnalis Asing Kala Bertugas di China

Banyak rintangan bagi jurnalis asing yang menghadapi tanggapan keras Partai Komunis China terhadap pemberitaan independen yang mengkritik kebijakan China.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024