Kasus Sarijaya

Nasabah: Bisnis Saham Memang Berisiko

VIVAnews - Para nasabah PT Sarijaya Permana Sekuritas masih terus mendatangi kantor perusahaan sekuritas ini di lantai 3A Jl. Jendral Sudirman, Jakarta. Nasabah meminta kejelasan soal nasib investasi mereka di bursa saham.

Pada hari pertama, Rabu, 7 Januari 2008, pembukaan Call Center Sarijaya di lantai 3A Permata Bank Tower I, terlihat normal. Para nasabah ingin meyakinkan kepemilikan saham mereka dengan meminta daftar riil saham dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) melalui Sarijaya. Sebab, mereka tak bisa langsung meminta data tersebut ke KSEI.

"Bisnis saham ini memang ada risiko, jadi mau dimana saja sama," ujar Jeffry, 24 tahun, salah satu nasabah Sarijaya yang sudah aktif sejak satu tahun lalu. "Kebetulan investasi saya sudah dalam bentuk saham jadi supaya aman saya ingin mencocokkan."

Nasabah lain seperti Anton, Barkah, Tesyang dan Johanes yang juga menceritakan hal yang sama. Umumnya kedatangan nasabah hanya meminta kejelasan dan daftar efek dari KSEI.

"Kami tidak minta cetakan asli langsung dari KSEI melalui Sarijaya," ujar Anton, salah satu nasabah Sarijaya yang sudah tahun menjadi nasabah.

Nasabah menilai cetakan asli bukti kepemilikan efek dari KSEI diperlukan agar mereka lebih tenang karena status saham aman. "Dengan cetakan ini, kami bisa cocokkan saham di KSEI dan Sarijaya," ujar Johanes, 40 tahun. Dia bersama istrinya menjadi nasabah Sarijaya.

Ditanya soal kondisi penjelasan terkini, Johanes menyebut hanya disodori siaran pers terkait suspensi aktifitas perdagangan PT Sarijaya di lantai bursa. "Saya baca dan katanya aman meski ada dugaan penyalahgunaan dana tunai," ujarnya.

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mensinyalir Komisaris Utama Sarijaya, Herman Ramli menggelapkan dana nasabah hingga Rp 240 miliar. Meski jumlah tersebut relatif kecil dibandingkan kasus penyalahgunaan dana asabah PT Bank Century Tbk (BCIC), dampaknya cukup serius bagi pasar modal.

Bapepam melihat Sarijaya mempunyai nasabah ribuan. "Jadi, kami anggap ini serius. Sistemik untuk pasar modal," kata Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), Fuad Rahmany, di Jakarta, Selasa 6 Januari 2009.


Megawati Belum Putuskan soal Usulan Kerja Sama dengan Prabowo
RUPST Toba Energi Utama.

Penyewaan Kendaraan Listrik Laris Manis, Laba Bersih TBS Energi Utama 2023 Naik 77,8 Persen

Emiten energi PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mengumumkan, laba bersih perseroan tercatat sebesar US$20,8 juta pada 2023.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024