Hamas Perlakukan Warga Sipil Jadi Tameng
VIVAnews - Israel menyatakan bahwa serangan militer di Gaza akan terus berlangsung untuk memastikan hingga Hamas berhenti menembakkan roket ke wilayah-wilayah pemukiman di Israel bagian selatan dan menyelundupkan senjata ke Gaza. Israel juga tidak bermaksud menyerang warga sipil Palestina, namun sebaliknya menyalahkan kelompok milisi Hamas yang menggunakan warga sipil sebagai tameng dan sandera sehingga banyak korban berjatuhan.
Demikian menurut Duta Besar Israel untuk Singapura, Ilan Ben-Dov. "Selama Hamas terus menyerang Israel, kami tetap beraksi... Kami sudah tidak tahan lagi atas serangan-serangan mereka. Bagi Israel, cukup sudah menahan diri," kata Ben-Dov saat dihubungi oleh VIVAnews melalui sambungan telepon Singapura-Jakarta, Kamis siang 8 Januari 2009. Wawancara lengkap Ben-Dov dengan VIVAnews dapat dilihat di edisi Jumat, 9 Januari 2009.
Menurut Ben Dov, Hamas memanfaatkan kecilnya wilayah Gaza dan padatnya penduduk di wilayah itu. Maka banyak warga sipil menjadi tameng saat terjadi serangan udara Israel. "Kami pada dasarnya tidak ada maksud untuk mengincar warga sipil di Jalur Gaza. Justru Hamas menyerukan serangan ke sasaran-sasaran lemah dan melakukan sabotase kepada rakyat kami," kata Ben-Dov. Dia mengungkapkan sudah delapan tahun Hamas melancarkan serangan roket ke Israel
Sebelumnya, menurut laman stasiun televisi al-Jazeera, Kamis 8 Januari 2009, sedikitnya 700 warga Palestina, termasuk 219 anak-anak, tewas di Gaza sejak Israel mulai melakukan serangan 27 Desember 2008. Jumlah itu akan terus bertambah. Sedangkan korban luka mencapai lebih dari 3.080 orang. Sedangkan dari pihak Israel, tujuh tentara dan tiga warga sipil meninggal dalam kurun waktu sama.
Tertarik berdiskusi soal tema dalam wawancara khusus ini? Silakan bergabung di Forum VIVAnews.