Pintu Terlarang Membuat Kak Seto Tegang

VIVAnews - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Seto Mulyadi, bukanlah seorang penikmat film. Bahkan tak jarang ia tertidur saat menonton film di bioskop.

Tapi kondisinya berbeda saat pria yang akrab disapa Kak Seto ini menonton tayangan perdana 'Pintu Terlarang' di Blitz Megaplex, Jakarta, Kamis 15 Januari 2009. "Saya justru tegang terus dari awal sampai akhir," ujarnya. 

Kak Seto mengaku kepincut dengan film garapan Joko Anwar itu. Ia bahkan menganjurkan para orang tua untuk menontonnya. Film yang diangkat dari novel karya Sekar Ayu Asmara itu memberi banyak pelajaran tentang anti-kekerasan terhadap anak. "Film ini sangat luar biasa sekali," ujarnya.

Selain memuji cerita yang disuguhkan, Kak Seto juga menganggumi permainan akting para pemainnya. Ia memuji akting Fachri Albar yang berperan sebagai tokoh utama dalam fim itu. "Kebetulan saya dan anak-anak penggemar Fachri," ujarnya.

Namun, ia tak menganjurkan anak-anak untuk menonton tayangan ini. Bahkan, ia juga mengimbau remaja yang belum genap berusia 18 tahun untuk tak menontonnya. Film ini terlalu keras. Ia berpendapat, para remaja cenderung mudah tergelincir. Remaja dianggap belum mampu menyaring efek baik dan buruk dari sebuah tontonan.

Fil bergenre drama thriller itu bercerita tentang seorang seniman patung (Fachri Albar) yang terlihat sukses dalam karir dan kehidupan rumah tangganya bersama istri yang selalu mendukungnya (Marsha Timothy).

Kehidupan pasangan itu mulai  berantakan semenjak Gambir menerima pesan-pesan misterius dari seseorang. Belakang diketahui pengirim pesan adalah anak laki-laki berusia tujuh tahun yang disekap dan disiksa oleh orang tuanya. Semua teka-teki tentang anak kecil itu kemudian membawanya ke sebuah pintu rahasia di dalam rumahnya sendiri. Film didominasi adegan-adegan sadis.

Pelat Nomor Kendaraan Hilang, Ini Cara dan Biaya Bikin Barunya
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae.

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

OJK menilai bahwa risiko yang dihadapi industri perbankan nasional akibat penguatan dolar Amerika Serikat (AS) beberapa waktu ini masih dapat dimitigasi dengan baik.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024