Faktor Obama, Saham di Wall Street Naik

VIVAnews - Indeks harga saham di bursa Wall Street meningkat tajam di akhir perdagangan Rabu sore waktu New York, 28 Januari 2009 (Kamis pagi WIB). Sentimen positif muncul karena para investor berharap pemerintahan Presiden Barack Obama dapat menyelamatkan aset-aset buruk dunia perbankan yang telah menjatuhkan sistem finansial.

Indeks Standard & Poor 500, indeks acuan untuk pasar saham secara keseluruhan, melengkapi reli empat hari pertama sejak akhir November 2008. Indeks saham industri Dow Jones melompat hampir 201 poin.

Indeks Dow menguat 200,72 poin (2,46 persen) ke level 8.375,45. Indeks saham selain Dow juga menguat. Indeks S&P 500 meraih 28,38 poin (3,36 persen) ke posisi 874,09. Terakhir kali indeksĀ  S&P 500 mengalami penguatan berturut-turut adalah pada akhir November lalu, ketika S&P 500 menguat dalam lima hari berurutan yang berakhir pada 28 November.

Indeks harga saham gabungan perusahaan teknologi, Nasdaq, meningkat 53,44 poin (3,55 persen) ke level 1.558,34. Indeks saham perusahaan-perusahaan kecil Russell 2000 naik 17,44 poin (3,83 persen) ke level 473,02.

Perusahaan penyedia jasa keuangan optimis bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) akan mengambil alih hutang bermasalah dari tangan bank dan menempatkannya ke bank yang disebut 'bank buruk' untuk menahan aset bermasalah tersebut.

Remaja yang Viral Keroyok Pelajar SMP di Makassar Ditangkap, Ada 5 Pelaku Masih Dibawah Umur

Pasalnya, para investor khawatir bank tidak mampu kembali ke level peminjaman seperti sebelumnya tanpa membuang atau membatasi hutang bermasalah yang merusak neraca keuangan mereka. Kondisi ekonomi juga tidak akan sembuh dari resesi yang telah berlangsung selama 14 bulan tanpa peningkatan peminjaman dan kepercayaan konsumen.

Namun, Robert B. MacIntosh, ekonom kepala di Eaton Vance Investment Management, Boston, mengatakan masih banyak hal yang perlu ditinjau tentang penerapan program pengambilalihan aset bermasalah tersebut.

MacIntosh menambahkan bahwa saham finansial sudah sangat ambruk sehingga tidak mengejutkan jika terjadi reli seperti yang terjadi pada perdagangan kemarin.

Sementara itu, di pasar valuta, nilai mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang lain, beragam. Sedangkan harga emas naik. Harga minyak mentah jenis light sweet juga naik 58 sen, menjadi US$ 42,16 per barel di New York Mercantile Exchange.

Di bursa saham luar AS, indeks FTSE 100 (Inggris) menguat 2,40 persen, indeks DAX (Jerman) naik 4,52 persen, indeks CAC-40 (Prancis) meraih 4,11 persen. Indeks Nikkei (Jepang) menguat 0,56 persen. (AP)

Rapikan Kabel Fiber Optik Semrawut di Tangsel, Ini 5 Titik yang jadi Sorotan Pemkot
Demonstran Kembali Bentrok Dengan Aparat di Depan Gedung DPR

Amnesty International Sebut Pelanggaran HAM di RI Semakin Buruk, Aparat Paling Banyak Terlibat

Amnesty International menyoroti beberapa hal yang menunjukkan semakin buruknya situasi HAM di Indonesia, di mana represi atas kebebasan sipil sering terjadi.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024