Pengembang Turunkan Harga Rumah 15%

VIVAnews - Pengembang perumahan diperkirakan menurunkan harga jual rumah rata-rata 10 hingga 15 persen. Tujuannya, agar pengembang memeroleh dana tunai untuk bertahan akibat kekeringan likuiditas perbankan.

Menurut Ketua Umum DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Fuad Zakaria, penurunan harga rumah mulai dilakukan sekitar sebulan silam. "Sistemnya tidak melalui bank, melainkan ditangani langsung seperti pembelian tunai atau bertahap unit inden," katanya kepada VIVAnews melalui sambungan telepon di Jakarta, Kamis, 5 Februari 2009.

Fuad mengatakan, para pengembang memberikan diskon harga jual rumah agar mereka memiliki dana segar yang tidak dapat disediakan bank. "Jadi, rata-rata harga rumah turun 10 sampai 15 persen dari harga jual baik perumahan komersil maupun yang subsidi," ujarnya.

Dia menambahkan, pengembang tidak terlalu mempermasalahkan suku bunga yang cukup tinggi asalkan likuiditas mengalir ke pengembang. Sebab, bila bank memberikan kredit usaha, kendati suku bunganya tinggi, pengusaha akan menyesuaikan dengan pendapatan. "Masalahnya bank tidak
bisa memberikan kredit karena tidak ada dana," tutur Fuad.

Gejala itu, diakuai Fuad, terlihat dari penarikan dana masyarakat dengan memberikan suku bunga tinggi.

Risma Populer di Jatim tetapi Elektabilitas Khofifah Tinggi, Menurut Pakar Komunikasi Politik

Dia mengatakan, dalam menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR), tindakan selektif perbankan akan mempengaruhi permintaan perumahan. Salah satunya menaikkan persyaratan uang muka dari 10 persen menjadi 30 persen.

Fuad memperkirakan, penurunan harga perumahan oleh pengembang terhadap inden perumahan masih berlangsung pada triwulan I dan II tahun ini sebagai imbas krisis. "Klimaksnya, enam bulan kemudian (Juli 2009), apakah ada perbaikan atau tidak," tuturnya.

Apabila dalam enam bulan ke depan, kata dia, kondisi terus memburuk, sektor perumahan akan bangkrut meski tidak separah pada 1997 lalu. Saat itu, upaya diskon untuk memeroleh dana segar akan mengakibatkan kerugian kepada pengembang. "Bulan September sudah akan terlihat dampaknya," ujar Fuad.

Fuad mengakui, sekarang ini upaya pengembang selain memangkas harga adalah dengan mempercepat pembangunan dan membenahi internal serta menunda ekspansi usaha.

Ilustrasi Paspor

Kelanjutan Nasib Hyoyon SNSD, Bomi Apink hingga Im Nayoung Pasca Paspornya Ditahan Imigrasi Bali

Saat ini, paspor semua pemeran dan kru, dengan total sekitar 30 orang, disita. Mereka juga saat ini tinggal di sebuah hotel sementara itu kasus ini sedang diselidiki.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024