Terapi Alergi di Usia Dewasa

VIVAnews - Belakangan, Anda baru menyadari, sehabis mengonsumsi udang, tiba-tiba kulit terasa gatal. Padahal sebelumnya, setelah menyantap hidangan seafood, tubuh tak pernah ’protes’. Mungkin, awalnya Anda mengacuhkan kondisi ini. Namun, lama kelamaan Anda heran, kok, rasa gatal tidak kunjung hilang.

Justru, sering ’kumat’ sewaktu-waktu, dan mulai muncul bentol-bentol merah. Ternyata, setelah berkonsultasi ke dokter, Anda didiagnosis mengidap alergi. Kok, bisa, bukankah, alergi hanya bisa muncul di usia kanak-kanak?

Menurut dr. Heru Sundaru, selain karena faktor genetik (awalnya memang sudah sudah sensitif, dan terus menumpuk, tinggal menunggu trigger nya), faktor lingkungan (sanitasi yang kurang baik), stres dan daya tahan tubuh menurun berperan meledakkan kasus alergi di usia dewasa.  Makanya mereka yang baru sembuh sakit dalam jangka waktu lama dan mengalami infeksi rentan terkena alergi.

Hingga ini kasus alergi di usia dewasa paling fatal dikarenakan alergi pada obat. Terutama jenis sulfa dan penicilin. Jika sampai mendapat suntikan yang mengandung zat tersebut, reaksi anafilaksis (sulit bernafas hingga pingsan), bisa terjadi. Jika reaksi ini terjadi tanpa langsung ditindaki dengan tepat dan kilat, nyawa menjadi taruhannya karena gagal jantung. Untuk mayoritas kasus alergi usia dewasa yang terjadi di Indonesia, dua penyebabnya: asma karena debu tungau dan obat

Anda curiga mendapat serangan alergi di usia dewasa? Umumnya dokter akan mengirim Anda ke spesialis alergi. Sebelum melaksanakan tes kulit, bersiaplah diwawancara dan  menerima pertanyaan:
a. Kapan gejala ini timbul dan sudah berapa lama?
b. Apa saja gejalanya?
c.  Apa gejala ini berhubungan dengan musim?
d.  Apa pekerjaan dan hobi Anda?
e.  Kemungkinan alergen di rumah: contoh debu rumah, binatang peliharaan
f.  Apa ada keluarga yang menderita asma, alergi, rinitis dan eksim?

Setelah itu, Anda akan menjalani tes Kulit (skin prick test)
Anda harus melakukan tes ini di dokter spesialis alergi. Pasalnya mereka yang mempunyai sertifikasi kompetensi pengobatan alergi.  Disana Anda akan diteteskan sekitar 20-30 kandungan alergen di lengan bawah. Kandungan alergen itu  terdiri dari tungau, bulu anjing, bulu kucing, udang dan lain-lain. Khusus untuk tes alergi penicilin, sebaiknya dilakukan dilakukan di rumah sakit, untuk mencegah risiko terjadinya reaksi anafilaksis.

Untuk hasil tes kulit dapat diketahui 10-15 menit setelah tes. Jika tubuh Anda hiper sensitif, umumnya akan terjadi pembengkakan di daerah yang ditetes tersebut. Meski begitu untuk meyakinkan, dokter spesialis akan melihat keterangan di alat pembanding positif dan negatif.

Jika ingin melakukan tes ini, dalam waktu 2 X 24 jam, hindari memakai lotion dan mengkonsumsi obat, terutama golongan obat anti histamin.

Imunoterapi, Perangi Alergi
Penyembuhan untuk alergi adalah hal mustahil. Meski begitu lewat terapi, risiko terjadinya bisa dikurangi hingga 95%. Kecuali untuk kasus alergi obat yang memang tidak ada penyembuhnya. Kalau memang lingkungan baik (bebas polusi, sanitasi terjaga), dan memiliki uang untuk melakukan imunoterapi, maka alergi terhadap debu,sengatan serangga, udara dan bulu bisa dicegah.

Imunoterapi adalah  pemberian alergen yang disuntikkan  secara bertahap dengan meningkatkan dosis alergen tersebut agar terjadi perubahan respon kekebalan. Proses ini boleh dilakukan di praktek dokter spesialis alergi, dan tak harus di rumah sakit.

Surya Paloh Sambut Baik PKS Jika Ikut Merapat ke Koalisi Prabowo-Gibran
Ilustrasi keamanan siber.

Jika Lolos Tes Ini, Keamanan Siber Bank di Indonesia Sudah Tangguh

Empat dari sepuluh bank terbesar di Indonesia menaruh kepercayaan kepada Spentera perihal keamanan siber.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024