Wartawan Radar Bali Tewas

Sang Wartawan Diduga Korban Pembunuhan

VIVAnews - Wartawan Harian Radar Bali (Jawapos Grup), Anak Agung Gede Prabangsa (40) ditemukan tewas mengambang di Selat Lombok, Senin 16 Februari 2009. Sampai saat ini penyebab kematian korban masih misterius. Namun, dugaan bahwa Prabangsa adalah korban pembunuhan, menguat.

"Dugaan ke arah sana [pembunuhan] ada, tapi kami belum bisa pastikan," kata Juru Bicara Kepolisian Daerah Bali, Komisaris Besar Gde Sugianyar, Selasa 17 Februari 2009.

Sugianyar enggan memberikan penjelasan lebih jauh terkait kasus kematian Prabangsa. "Takutnya kalau sudah terlanjur dibeber bisa mengaburkan proses penyelidikan di lapangan, sabar dulu," kata dia.

Saat ini penyelidikan kasus kematian Prabangsa diambil alih Kepolisian Daerah Bali. Penyidik langsung bergerak di lapangan, bekerjasama dengan anggota kepolisian sektor Manggis, Karangasem untuk mengumpulkan barang bukti dan informasi.

Polisi sudah memeriksa beberapa saksi, namun perkembangan penyelidikan ditutup rapat. "Nanti kalau sudah lengkap, pasti akan dijelaskan lebih detil," ujar Sugianyar.

Sebelumnya, dr Dudut Rustyadi SpF yang memimpin otopsi jenazah Prabangsa di Rumah Sakit Sanglah mengatakan ditemukan kekerasan benda tumpul di bagian kepala, wajah, dan lengan tangan kanan hingga menyebabkan tulang patah. Dari hasil otopsi, yang paling fatal hingga menyebabkan kematian adalah luka terbuka di bagian kepala.

Saat diceburkan ke laut, korban diperkirakan masih bernapas atau hidup. Sebab, ditemukan ada benda asing yang masuk di bagian paru-paru. Namun, Dudut tak mau buka suara ketika ditanya kapan tepatnya Prabangsa meninggal dunia. "Ini bisa dipakai untuk alibi pelakunya. Semua hasilnya kita berikan ke kepolisian untuk menindaklanjuti," kata dia, Senin 16 Februari 2009.

Usai diotopsi, jenazah Prabangsa langsung dikubur di kampung halamannya di Banjar Pande, Jalan Nusantara Gang I, Bangli. Prabangsa meninggalkan satu istri bernama Sagung Mas Prihantini dan dua anak.

Prabangsa ditemukan tewas mengambang di Selat Lombok, Senin 16 Februari 2009. Prabangsa ditemukan oleh seorang nelayan yang kebetulan melintas.

Saat ditemukan, kondisi Prabangsa mengenaskan dengan kedua mata hilang, kondisi kepala remuk, badannya membengkak, tangan kiri patah, dan menimbulkan bau tak sedap. Identitas korban diketahui dari KTP dan STNK milik korban.

Laporan : Wima Saraswati|Bali

Serangan Balik Shin Tae-yong ke Pemain Vietnam: Dia Tidak Bisa Baca
Bambang Soesatyo

Bamsoet Ingatkan AHY soal Mafia Tanah Kerap Berkolaborasi dengan Mafia Peradilan

Bamsoet mengingatkan Menteri Agraria AHY bahwa tidak jarang dalam melakukan operasinya, para mafia tanah ini juga berkolaborasi dengan mafia peradilan.

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2024