Raihan warga Gowa, Sulsel

Bayi Penderita Bibir Sumbing Berharap Bantuan

VIVAnews -Sedih rasanya melihat penderitaan Raihan, tidak hanya menderita gizi buruk, bahkan bocah tiga tahun ini sejak 11 bulan menderita sumbing pada bibirnya.

Pernah Anulir Vonis Mati Sambo, Kabar Majunya Suharto jadi Wakil Ketua MA Dikritisi

Bayi asal Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Anak laki-laki warga Jl Syekh Yusuf 1 nomor 46, Katangka, Kecamatan Somba Opu ini sudah menghadapi hidup yang terasa berat.

Putra pertama dari pasangan Zaenal dan Asmawati ini di vonis oleh petugas kesehatan Puskesmas Katangka, telah menderita gizi buruk. "Bulan lalu kami bawa ini anak (Raihan) ke Puskesmas, kata Pak Mantri disana dia sudah dibawah garis merah," tutur Asmawati, orang tua Raihan dengan sedih.

Kondisi Raihan, jika mengacu pada anak seusianya yang hidup normal memang memprihatinkan. Saat ini, Raihan hanya memiliki berat sekitar 3 kilogram. Padahal, anak normal dengan usia sama, itu sudah diatas 7 kilogram.

Menurut Asmawati, Raihan, yang pada tanggal 5 bulan depan akan berusia genap satu tahun ini memang tidak seperti anak-anak lainnya. Raihan malas makan dan malas minum air susu. "Saya mau paksa, tapi belakangan tidak tega juga karena langsung menangis keras," tambah Asmawati, yang seorang ibu rumah tangga.

Pasangan Zaenal dan Asmawati, yang menikah sekitar 5 tahun lalu itu merasa aneh. Pasalnya mereka telah berupaya membesarkan anaknya, meski dengan kondisi yang pas-pasan. Sehingga mereka berkesimpulan, yang membuat Raihan malas makan, karena kondisi bibirnya yang tidak normal.

Raihan memang cacat sejak lahir. Ia menderita sumbing di bagian bibir dan gusi. "Makanya setiap ada makanan yang masuk, pasti langsung dimuntahkan," ujar Asmawati, yang didampingi suaminya, Zaenal.

Saat ini, baik Zaenal maupun Asmawati bingung berbuat. Apakah mendahulukan operasi bibir dan gusi Raehan atau justru menormalkan fisik dan berat badannya. Kebingungan yang utama adalah untuk pengobatan putra pertamanya itu pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

"Kami hanya berasal dari keluarga miskin. Tidak punya Jaminan Kesehatan Masyarakat (jamkesmas)," ujar Zaenal, yang sehari-harinya adalah seorang buruh kasar dengan penghasilan Rp 35 ribu perhari.

Untuk itu, Zaenal dan Asmawati saat ini bersikap pasrah dan mengharapkan bantuan dari masyarakat sekitarnya. Sebab mereka tidak mungkin bisa menyembuhkan Raihan jika mengharapkan dana sendiri.

"Seandainya masih ada operasi bibir sumbing gratis. Saya pasti akan ikutkan. Karena saya tidak punya uang untuk melakukan operasi Raihan," kata Zaenal dengan penuh harap.

Kini, cita-cita Zaenal dan Asmawati yang senantiasa mereka panjatkan pada Maha Pencipta adalah agar Raihan bisa hidup normal seperti anak-anak lainnya.

Laporan: Rahmat Zeena | Makassar

Ilustrasi mata uang Jepang

Yen Amblas ke Level Terendah dalam 34 Tahun, Menkeu Jepang Bakal Ambil Tindakan

Menteri Keuangan Jepang, Shunichi Suzuki menyatakan, akan mengambil tindakan yang tepat terhadap pergerakan pasar mata uang yang berlebihan.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024