VIVAnews - Pada 18 Oktober 1989, pemimpin Komunis Jerman Timur, Erich Honecker, dipaksa mundur dari jabatannya setelah berkuasa sejak 1971. Erich digantikan Egon Krenz, koleganya di Politbiro Jerman Timur.
Menurut laporan resmi pemerintah, Erich mundur karena alasan kesehatan. Namun banyak yang menyatakan alasan sebenarnya adalah kegagalannya mengatasi ketidakpuasan yang melanda partai dan negara.
Dua hari sebelumnya, pada 16 Oktober 1989, 120.000 orang berunjuk rasa di Leipzig menuntut reformasi politik. Kunjungan Mikhail Gorbachev ke Jerman Timur dan kritik pedasnya terhadap Honecker turut mempercepat kejatuhannya.
Pada bulan November 1989, Egon Krenz memerintahkan penghancuran Tembok Berlin. Setahun kemudian, pada 3 Oktober 1990, kedua Jerman bergabung kembali menjadi negara bersatu.
Pada awal 1993, pemerintah Jerman di bawah Helmut Kohl menyeret Honecker ke pengadilan dengan tuduhan pengkhianatan, penyalahgunaan kekuasaan, dan korupsi. Namun tuduhan tersebut dibatalkan karena kesehatan Honecker yang terus menurun. Sebagai gantinya, Honecker diasingkan ke Chili dan meninggal di sana pada tahun 1994.