Perdagangan Saham

Awal Pekan Ini Indeks di Asia Lesu

VIVAnews - Indeks saham di sejumlah bursa utama Asia jatuh di akhir perdagangan Senin sore, 2 Maret 2009. Pasalnya, investor terpengaruh dengan isu kian lesunya perekonomian Amerika Serikat (AS)  sehingga mencapai kondisi terburuk dalam lebih dari 25 tahun terakhir. Ini mempertebal keyakinan bahwa kondisi ekonomi global belum akan membaik pada akhir tahun ini.

Timnas Indonesia Moncer! Bung Towel Tetap Kasih Nilai Jeblok ke STY: 6,5 dari 10

Indeks acuan Nikkei 225 (Jepang) anjlok 288,27 poin (3,8 persen) menjadi 7.280,15. Indeks Hang Seng (Hong Kong) kehilangan 501,99 poin (3,9 persen) menjadi 12.309,58, dan indeks Kospi (Korea Selatan) jatuh 4,2 persen menjadi 1.018,81. Indeks saham di bursa Australia, Taiwan, dan Singapura menurun sekitar 3 persen atau lebih.

Sebagaimana di AS dan Eropa, para investor di Asia juga dikejutkan dengan laporan Produk Domestik Bruto (GDP) AS yang anjlok hingga laju penurunan tahunan sebesar 6,2 persen di akhir tahun 2008.

Tak Cuma Ngamuk, Wanita Viral Ini Lakukan Pelecehan Verbal saat Mobilnya Digembok Dishub

Kemerosotan yang dialami negara ekonomi terkuat dunia tersebut merupakan penurunan terburuk sejak 1982. Penurunan tersebut melampaui perkiraan para pengamat ekonomi.

Hal lain yang menambah ketakutan bahwa krisis ekonomi tidak akan segera berakhir adalah kabar bahwa perusahaan keuangan kelas dunia masih membutuhkan modal untuk menutup kerugian besar akibat aset-aset bermasalah. Padahal, mereka sudah menerima suntikan dana miliaran dolar dari pemerintah AS tahun lalu.

Pekan lalu, Citigroup Inc. sepakat menyerahkan saham dalam jumlah besar kepada pemerintah AS. Bank terkemuka Eropa, HSBC PLC, diperkirakan akan merilis program untuk mengumpulkan US$ 17 miliar setelah melaporkan penerimaan perusahaan pada Senin ini. Dan perusahaan asuransi terkemuka American International Group kembali menantikan dana talangan (bailout) sebesar US$ 30 miliar. Ini adalah langkah penyelamatan keempat pemerintah AS.

"Kita melihat perekonomian AS makin tenggelam dan tenggelam, dan kami masih mencari dasarnya dengan sangat putus asa," kata John Mar, wakil pimpinan penjualan di Daiwa Securities SMBC Co. di Hong Kong. "Ekonomi mati karena ribuan pemangkasan, ekonomi mati pelan-pelan," lanjut Mar.

Sementara itu, harga minyak mentah melemah di awal perdagangan dengan harga minyak mentah untuk pengiriman April turun 98 sen menjadi US$ 43,78 per barel. Pekan lalu di AS, nilai kontrak jatuh 46 sen menjadi US$ 44,76 per barel di New York Mercantile Exchange.

Di pasar valuta, nilai tukar dolar AS sedikit berubah menjadi 97,50 yen per dolar AS. Sedangkan nilai tukar euro jatuh menjadi US$ 1,2585 per dolar AS dari US$ 1,2668. (AP)

dr Boyke Ngaku Diperlihatkan Mr P Punya Artis Usai Dipijat Jadi Besar, Ternyata Palsu
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak

Polisi Ungkap Motif TikToker Galih Loss Buat Konten Diduga Menistakan Agama

TikToker Galih Loss ditangkap polisi buntut kontennya yang diduga menistakan agama.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024